REPUBLIKA.CO.ID, Kesempatan klub Liga Super Indonesia (LSI) untuk mendapatkan haknya kembali terbuka dalam kongres di Palangkaraya mendatang. "Dalam waktu singkat akan undang klub yang ada di ISL untuk berbicara. Waktunya sebelum tanggal 15 Maret. Nanti akan juga diundang bagi klub LSI untuk ikut kongres entah sebagai peserta, undangan, atau peninjau," kata Ketua Komisi Disiplin PSSI Bernhard Limbong.
Kebijakan PSSI untuk mengakui LSI diakui sebagai respon atas permintaan pemerintah soal rekonsiliasi. Limbong mengharapkan tawaran ini mampu meredakan perpecahan pengurus sepak bola. Dia pun berharap, dengan mengakui LSI, pemain tidak lagi terdiskriminasikan untuk memperkuat timnas. "Intinya yang kita harapkan prestasi. Untuk itu semuanya kita lakukan demi percepatan rekonsiliasi,"
Kalaupun klub LSI berencana menggugat PSSI, dia menyerahkan sepenuhnya pada forum kongres di Palangkaraya. Dalam kesempatan itu, Limbong mengaku mengapresiasi perhatian pemerintah akan konflik di sepak bola Indonesia.
Dia optimis dorongan pemerintah akan makin mempercepat bersatunya pengurus sepak bola. "Saya kira kita semua setuju dengan pernyataan presiden bahwa kita harus mengakhiri segala ribut-ribut ini. Dan PSSI akan berusaha agar semua polemik berakhir dan kiiita bersama membanguntimnas yang kuat," ujarnya.
PSSI juga mengaku mahfum dengan ancaman pemerintah memboikot dana bagi timnas. Menurutnya, pernyataan yang disampaikan Menpora Andi Mallarangeng lebih bersifat tekanan untuk meredam konflik.
Disamping itu Limbong menganggap wajar ancaman penghentian dana timnas karena prestasi yang ditunjukkan tidak memadai. "Siapa juga yang mau mengasih dana jika timnya tidak bagus. Saya pun tidak akan kasih duit kalau hasil yang dipetik tim jeblok," pungkasnya.