REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil investigasi terkait hasil pertandingan Pra Piala Dunia 2014 antara Indonesia melawan Bahrain yang berakhir 0-10 oleh FIFA rencananya akan diumumkan pekan depan.
Ketua Komisi Disiplin PSSI Bernhard Limbong di Jakarta, Jumat, mengaku saat ini perwakilan FIFA sudah berada di Indonesia dan sudah mulai melakukan investigasi kepada pihak-pihak yang menjadi target.
"Pekan depan hasil investigasi akan dibuka. Tapi untuk saat ini kami belum bisa memberikan penjelasan. Tunggu saja. Yang jelas, akan kami publikasikan," katanya di Kantor PSSI Senayan Jakarta.
Ditanya apakah ada pemain Timnas Garuda yang terlibat dalam skandal, Jenderal Bintang Satu itu berharap tidak ada pemain Indonesia yang terlibat. Namun, pihaknya tetap membuka diri jika investigasi juga melibatkan pemain timnas.
Jika ada pemain yang terlibat, kata dia, sanksi tegas telah disiapkan. Selain sanksi dari PSSI, pemain yang terlibat juga akan diproses dalam hukum positif karena dinilai sebagai pengkianat bangsa.
"Siapa pengkianat bangsa akan dihukum. Biar ada efek jera. Tapi semuanya perlu ditunggu hasil investigasi yang dilakukan oleh FIFA," kata pria yang juga penanggung jawab timnas itu. Namun pihaknya berharap tidak ada pemain yang berkhianat.
PSSI sendiri juga berharap investigasi dilakukan kepada wasit yang memimpin pertandingan yaitu Andre El Haddad bahkan investigasi terkait penunjukan wasit asal Lebanon itu.
Kekalahan 0-10 dari tuan rumah Bahrain merupakan yang terbesar dalam sejarah Timnas Indonesia. Sebelumnya kekalahan terbesar terjadi saat menghadapi tuan rumah Denmark, 1974 lalu dengan skor 0-9.
Akibat mengalami kekalahan telak, masyarakat Indonesia termasuk presiden turut berkomentar karena pemain yang dikirimkan dinilai bukan yang terbaik yang ada di Indonesia. Hal itu terjadi karena ada konflik di tubuh federasi sepak bola Indonesia.
Tim yang dikirim untuk menghadapi Bahrain adalah tim baru dan didominasi oleh pemain yang jam terbang pertandingan internasionalnya rendah. Sedangkan tim lama tidak digunakan karena turun dikompetisi yang dicap ilegal oleh PSSI.