REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Hingga saat ini, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Andi Mallarangeng mengaku belum mendapatkan undangan untuk menghadiri Kongres PSSI yang rencananya digelar pada 18 Maret mendatang.
"Hingga saat ini saya belum terima undangan. Yang jelas saya menginginkan semuanya cepat selesaikan. Kami mendorong rekonsiliasi," kata Andi setelah melantik Seskemenpora baru di Kantor Kemenpora Jakarta, Senin (12/3).
Kongres PSSI yang rencana dilakukan 18 Maret terdapat dua versi. Pertama, versi PSSI di bawah kepemimpinan Djohar Arifin Husin yang akan menggelar Kongres Tahunan di Palangkaraya. Tujuan kongres, mengevaluasi program serta pembutan program baru beberapa tahun ke depan.
Kedua, versi Komite Penyelamat Sepakbola Nasioanl (KPSI) di Hotel Mercure Jakarta. Kongres yang didukung mayoritas anggota PSSI itu sasarannya, melengserkan kepengurusan Djohar Arifin Husin dan membentuk kepengurusan PSSI baru.
Menurut dia, polemik yang terjadi di tubuh PSSI harus secepatnya diselesaikan karena dampak dari konflik itu telah berdampak luas terutama pada tim nasional dan kompetisi di Tanah Air.
Prestasi timnas terburuk yang terjadi akibat polemik di tubuh PSSI adalah kekalahan telak Timnas U-23 plus dari Bahrain dengan skor 0-10. Selain itu Timnas U-21 harus menyerah dari Brunei Darussalam, 0-2.
Untuk itu, kata dia, Kemenpora mengimbau agar ada langkah konkret dalam menyikapi dualisme kompetisi yaitu Indonesia Premier League (IPL) yang diakui PSSI dengan Indonesia Super League (ISL) yang saat ini dinilai ilegal.
"Posisi pemerintah adalah tidak mendukung dan tidak melarang (kongres). Yang kami inginkan adalah semuanya cepat selesai dan memikirkan prestasi sepak bola nasional," katanya menambahkan.
"Solusi terbaik untuk dualisme kompetisi, saya kira dilebur atau semuanya diakui. Tapi, tunggu saja upaya rekonsiliasi yang dilakukan KONI," kata Andi menegaskan.