REPUBLIKA.CO.ID, Inter Milan harus menelan pil pahit. Meski menang dari Marseille dalam lanjutan liga Champions di San Siro tadi malam, Inter gagal melaju ke babak berikutnya. Hal ini juga sekaligus menutup satu-satunya peluang Inter dalam meraih piala.
Kepastian tersisihnya Inter terjadi di menit ke 90 saat penyerang Marseille Evaeverson Lemos da Silva Brandao mencetak gol balasan ke gawang Julio Cesar.
“Gol itu jadi penutup musim bagi kami. Ironisnya hanya dengan tiga tendangan yang mengarah ke gawang, mereka (Marseille) yang akhirnya mampu melangkah ke perempatfinal,” ujar pelatih Inter Milan, Claudio Ranieri.
Ranieri pun menilai sosok pelatih Marseille, Didier Deschamps sebagai mimpi buruk di setiap karier kepelatihannya. Ketika masih menangani Chelsea, Ranieri juga harus tersingkir oleh Deschamps yang saat itu memegang AS Monaco. “Dia jadi mimpi buruk saya,” katanya.
Situasi berbanding terbalik terjadi di kubu Marseille. Pesta langsung tercipta di rumput San Siro begitu pertandingan berakhir. Deschmaps tampak dielu-elukan para pemainnya bak seorang pahlawan.
Seusai laga, Deschamps mengaku timnya hanya beruntung. “Ini adalah hasil luar biasa bagi kami. Kami harus bersyukur karena memetik keuntungan di menit akhir. Ini sebuah berkah,” ujarnya.
Pria yang juga merupakan legenda dari klub musuh bebuyutan Inter, Juventus, itu tetap memuji sang lawan yang dinilainya bermain hebat sepanjang pertandingan. “Kami tetaplah sebuah klub kecil sedangkan Inter klub besar dengan permainan mengagumkan,” hibur Deschamps.
Kata hiburan dari pelatih Marseille tetap tidak mampu menyelamatkan Inter yang terancam mencatat hasil terburuk dalam kurun waktu delapan tahun terakhir. Karena sejak musim 2004, Nerazzurri tidak sekalipun absen mengangkat piala juara di akhir musim kompetisi. Dengan tersingkirnya Inter di liga Champions, peluang mereka merebut juara jadi nyaris mustahil.