REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora), Andi Mallarangeng menunggu keputusan FIFA terkait hasil kongres luar biasa yang digelar dan menghasilkan pengurus PSSI tandingan. Ia mengaku memantau perkembangan kepengurusan sepak bola Indonesia, termasuk KLB yang diselenggarakan oleh Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI)
Ia mengatakan sampai saat ini, pengurus resmi untuk olah raga tetap satu, yakni PSSI. “PSSI tetap satu. Ya resminya begitu. Kami tunggu penetapan dari FIFA bagaimana,” katanya, Senin (19/3).
Oleh karena itu, ia mempersilakan KPSI untuk mengajukan kepada the Court of Arbitration for Sport (CAS) di Swiss mengenai KLB yang mereka gelar. Dari situlah akan diputuskan nasib organisasi sepak bola Indonesia. Artinya, sebelum ada keputusan dari CAS mengenenai kepengurusan tandingan, pemerintah masih memegang badan kepengurusan resmi yang ada sekarang.
“Nah, selama belum ada penetapan dari FIFA mengenai hal tersebut, ya PSSI itulah yang resmi,” katanya.
Andi mengatakan pemerintah sendiri berada dalam posisi netral. Pihaknya masih memegang kepengurusan resmi sampai ada ketetapan yang berbeda mengenai hal tersebut. Terlebih lagi, pemerintah tidak bisa ikut campur di dalamnya.
“Sudah ada Koni yang memfasilitasi. Tapi kalau begini, lebih baik masuk CAS-lah dan di CAS bisa ditentukan,” katanya.
Untuk diketahui, KLB versi KPSI telah digelar akhir pekan ini di Jakarta. KLB itu diikuti oleh para peserta yang juga mengikuti KLB PSSI di Solo pada pertengahan tahun lalu. Hasilnya, terbentuk pengurus PSSI tandingan. Artinya, ada dua kubu PSSI yang bersebrangan yakni PSSI yang dipimpin oleh Djohar Arifin Husin dan PSSI versi KPSI yang dipimpin oleh La Nylla Mattalitti.