REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PSSI melakukan investigasi atas tewasnya lima Bonek saat mendukung Persebaya dalam laga tandang melawan Persibo di Bojonegoro, Sabtu (10/3) lalu. Tim pencari fakta (TPF) dibentuk dengan beranggotakan pakar psikologi, sosiologi, budayawan, hingga ahli komunikasi.
TPF, dipimpin oleh profesor psikologi Universitas Airlangga, Profesor DR Suryanto MSi dalam konferensi pers di kantor PSSI Surabaya, Rabu (14/3) sore mengatakan, badan telah mulai berkerja dengan menyusun tahapan penyelidikan. "Tugas kita adalah mengumpulkan data dan memberikan rekomendasi terkait insiden meninggalnya suporter Persebaya saat akan menonton Persebaya di Bojonegoro," kata Suryanto seperti dikutip dari situs resmi LPI.
TPF PSSI juga akan diperkuat pengacara asal Jawa Timur, Eduard Dewaruci, Drs Achmad Muzaki MA, Drs Autar Abdillah MSi, M Soleh SH, DR Suko Widodo, dan wartawan senior Drs Anwar Hudiono. "Kita coba untuk netral dan akurat. Yang penting sepakbola baik dan keamanan kondusif," lanjut pria yang juga psikolog ini.
Suryanto meminta pada seluruh pihak untuk bersabar menunggu hasil rekomendasi TPF. Semua pihak diminta tidak menyebarkan kabar yang memancing suasana. "Mari kita kepala dingin semuanya. Apapun yang ada di Jawa Timur adalah keluarga. Surabaya, Lamongan, Bojonegoro adalah bagian keluarga besar Jawa Timur," himbaunya.
Berbagai data akan ditindaklanjuti, termasuk hasil penyelidikan Polres Lamongan yang menyebut kematian Bonek adalah murni kecelakaan. "Itu bahan pertimbangan kita untuk tindak lanjut. Itu sumber informasi yang bagus," lanjutnya.