REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Tahun ini, satu dekade sudah Alessandro Nesta mengabdi kepada AC Milan. Loyalitas Nesta itu menjadikannya sebagai salah satu ikon I Rossoneri. Padahal, sejatinya Nesta bukan didikan Milan, melainkan produk asli binaan klub Ibu Kota Italia, SS Lazio.
Meniti karir dari tim junior Lazio, Nesta kemudian masuk ke dalam skuat senior pada 1993 silam. Semenjak musim debutnya itu, pemain kelahiran Roma ini perlahan tapi pasti menjadi bagian penting dalam skuat Lazio. Nesta pun menjelma menjadi salah satu idola para Laziale --julukan pendukung Lazio--. Puncak kesuksesan Nesta bersama Lazio terjadi pada medio 1998 hingga 2000 silam. Dalam kurun waktu dua tahun itu, Nesta sukses memberikan tujuh gelar untuk Biancocelesti, yakni Double Winner pada 1998 (Coppa Italia, dan Piala Super Italia), Duoble Winner pada 1999 (Piala Winner UEFA, Piala Super Eropa), serta Treble Winner pada 2000 (Scudetto, Coppa Italia, Piala Super Italia).
Namun, dua tahun berselang, krisis finansial menghajar klub 'Elang Ibu Kota' yang memaksa Lazio menjual sejumlah bintangnya. Dan Nesta pun menjadi salah satu korbannya. Pada 2002, bek 36 tahun itu dijual ke Milan yang rela menggelontorkan mahar sekitar 36 juta Euro atau sekira Rp 468 miliar untuk memboyong Nesta ke San Siro. Sejak itu, status idola Nesta dicerabut paksa oleh Laziale.
"Dicap sebagai pengkhianat tentu menyakitkan," kata Nesta, pada Sky Sport Italia, seperti dilansir Soccerway, tengah pekan ini.
Nesta mengungkapkan, apa yang terjadi di balik kepindahannya memang tidak banyak terungkap. Tapi seyogyanya, kata Nesta, dirinya dipaksa menanggalkan jersey biru langit milik Biancazzurri.
Nesta mengisahkan, proses kepindahan ke Milan berlangsung sangat cepat. Saat itu dirinya tengah berlatih dan kemudian mendapat panggilan dari pihak klub. Tiba-tiba saja dirinya harus menyetujui transfer kepindahannya karena Lazio membutuhkan suntikan dana segar.
"Saya tidak pernah menginginkan untuk pergi, tetapi klub perlu meningkatkan keuangan dan semuanya terjadi begitu cepat. Sehingga saya tidak bisa membuat keputusan," cerita Nesta yang sudah memberikan 10 gelar untuk Milan itu.
Setelah pembicaraan dengan pihak klub Lazio, mantan punggawa tim nasional Italia itu kemudian segera mengejar penerbangan ke Kota Milan. Setelah melewati berbagai proses, Nesta akhirnya resmi menjadi pemain Il Diavolo Rosso. "Pada satu kesempatan saya kembali dan melihat (Hernan) Crespo, klub juga harus menjualnya ke Inter," ucap Nesta yang mencetak tiga gol dari 261 laga selama membela Lazio pada 1993-2002.
Karena alasan keuangan yang menerpa Biancocelesti, memaksa Nesta angkat kaki dari Stadio Olimpico. Sebab, sebenarnya Nesta tidak menginginkan adanya perpisahan dengan Lazio. Karena itu, Nesta mengaku sakit hati dicap sebagai pengkhianat'. "Saya pantas untuk lebih dihargai," pinta pemain yang ikut membawa Italia menjuarai Piala Dunia 2006 itu.