REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pergantian kursi kepelatihan Chelsea, awal Maret lalu, membawa perubahan signifikan di klub asal London ini. Di bawah arahan pelatih Roberto Di Matteo, skuat the Blues mulai bangkit dari keterpurukan dan menunjukkan hasil positif di berbagai kompetisi.
Sejak pemecatan Andre Villas-Boas, kendali skuat the Blues beralih ke tangan Di Matteo. Pria asal Italia ini sebelumnya berperan sebagai asisten pelatih Boas. Dia kini menjadi pelatih sementara (caretaker) the Blues.
Semenjak posisinya berubah, Di Matteo mampu membawa angin segar bagi skuat asal London. Ia berhasil membuat Chelsea memenangkan enam dari delapan laga di berbagai kompetisi.
Hasilnya Chelsea lolos ke semifinal Piala FA dan mampu masuk ke babak perempat final Liga Champions. John Terry dan kawan-kawan pun sekarang menempati peringkat kelima klasemen Liga Primer Inggris dan masih berpeluang masuk zona empat besar.
Keberhasilan sejauh ini menimbulkan spekulasi kemungkinan Di Matteo bakal menjadi pelatih tetap the Blues. Namun, ia sendiri enggan membicarakan masa depan kariernya.
"Itu tidak penting. Hal terpenting saat ini kami bisa meloloskan diri ke fase berikutnya di Liga Champions," kata Di Matteo seperti dilansir Soccerway. ''Jujur saja, saya tidak memikirkan masa depan saya."
Pencapaian positif membawa Chelsea bangkit dari keterpurukan membuat Di Matteo banyak menerima pujian. Kehadirannya dianggap mampu memberikan banyak perubahan dalam tubuh the Blues. Namun, pelatih berusia 41 tahun itu enggan terlalu memikirkan pencapaiannya selama ini.
Ia hanya ingin fokus terhadap tugasnya. "Itu merupakan hal yang sudah usai dan telah terlupakan. Kami hanya bisa melihat apa yang ada di depan," ujar pelatih yang dulu pernah membesut West Bromwich Albion itu.