REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemain Semen Padang, Tomy Rifka, yang menanduk hakim garis saat pertandingan Liga Prima Indonesia versus PSMS Medan, dipanggil Komisi Disiplin PSSI.
Tomy yang datang ke kantor PSSI dengan didampingi sejumlah ofisial Semen Padang, tampak santai usai menjalani pemeriksaan, Senin (2/4).
Kepada sejumlah wartawan yang menemuinya usai sidang, Tomy mengungkapkan kedatangannya untuk menerangkan kronologis peristiwa tersebut. "Ini untuk menyamakan dengan isi laporan pengawas pertandingan," ujar pemain yang sempat memperkuat Pelita Jaya itu.
Tomy mengaku bertanggungjawab akan tindakannya yang dinilai tidak terpuji. Namun, dia memohon agar hukuman yang dijatuhkan bisa diperingan. Tomy sendiri hanya segelintir dari lusinan pemain yang kini diproses Komisi Disiplin PSSI. Dalam kantong Komdis, masih ada puluhan kasus yang sedang diproses.
Pekelahian antar pemain, suporter, dan wasit mendominasi jenis pelanggaran yang kini diproses PSSI. Banyaknya pelanggaran ini tidak pelak menegaskan perilaku pemain yang tidak banyak berubah dibanding musim kompetisi yang telah lalu.
Belum lekang dari ingatan bagaimana seorang Kurnia Mega menganiaya seorang wasit saat takluk atas PKT Bontang di Liga Indonesia tahun 2008. Namun sayangnya, hukuman bagi sang pelaku sangat ringan. Kurnia Mega yang sempat disanksi setahun malah menjalani hukuman hanya beberapa pertandingan.
Pengamat sepak bola, Rayana Djakasurya, menilai masalah kedisiplinan pemain ini sebagai salah satu persoalan utama krisis prestasi sepak bola Indonesia di dunia. Kegemaran pemain menjadikan wasit sebagai alibi merusak pemain muda Indonesia.
Karena itu dia memandang perlu ada perbaikan mendasar dalam pembinaan usia muda. "Pada akhirnya, kita harus melihat bagaimana sepak bola Eropa di mana disilpin jadi syarat utama. Pemain harus bisa menjaga perilakunya di dalam dan luar lapangan," kata Rayana.
Tanpa penegakan kedisiplinan itu, dia menilai usaha perbaikan sepak bola Indonesia hanya sebatas mimpi di siang bolong. "Jadi untuk saat ini, pemain Indonesia masih belum siap dan pantas untuk bermain di level atas," tandasnya.