REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat sepak bola Budiarto Sambhazi, menilai La Nyalla senantiasa akan memutarbalikkan fakta terkait polemik PSSI. Ia menganggap PSSI versi KPSI hanya ingin mencari sensasi dan memperkerus suasana di sepak bola nasional.
"Jadi apa yang mereka ungkapkan hanya retorika kosong. Mereka, walau sudah melakukan ralat, tidak bisa dipungkiri ingin Indonesia disanksi FIFA lewat butir ketujuh manifesto KPSI,"
PSSI juga menyatakan tidak akan meladeni manuver La Nyalla cs. PSSI akan terus melakukan upaya islah dengan klub LSI. Menurut ketua tim rekonsiliasi PSSI, Bernhard Limbong, PSSI akan berbuat apa saja demi mendamaikan polemik.
Dia mengaku tetap percaya diri sekalipun di upaya rekonsiliasi sebelumnya, klub menolak hadir. "Kita akan terus lakukan upaya rekonsiliasi. Rencanana kembali akan dilakukan Kamis esok dengan mengundang klub. Thomas Edison saja gagal seribu kali untuk sukses. Kita juga akan berusaha keras agar upaya rekonsiliasi sukses," pungkas Limbong.
Sebelumnya, La Nyalla menyatakan PSSI Djohar telah tamat bila merujuk hasil Kongres KPSI di Ancol. "Kami akan jelaskan pada FIFA dan AFC tentang duduk persoalan sebenarnya. Hasil Kongres Solo itu mengacu pada Kongres Bali. Dan Kongres Mercure (Ancol) itu pesertanya anggota asli yang juga ikut Kongres Solo," ujar La Nyalla saat dihubungi wartawan.
La Nyalla pun mengancam akan menyeret Djohar Arifin dan Bernhard Limbong ke kepolisian jika terus melakukan pendekatan ke klub Liga Super Indonesia.