Rabu 04 Apr 2012 06:10 WIB

Senat Brazil Batalkan Pertemuan dengan Sekjen FIFA

Ketua FIFA Sepp Blatter
Foto: compasscayman.com
Ketua FIFA Sepp Blatter

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sebuah panel dari Senat Brazil pada Selasa waktu setempat membatalkan rencana pertemuan dengan sekretaris jenderal FIFA, Jerome Valcke, yang pada bulan lalu memicu masalah dengan kritik-kritiknya terhadap persiapan negara tersebut untuk Piala Dunia 2014.

Valcke seharusnya diterima oleh komisi pendidikan, kebudayaan, dan olahraga di Senat, namun 'pertemuan tersebut dibatalkan,' demikian kata sekretaris panel, Julio Linares, kepada AFP.

"Panel akan mengirim surat pada FIFA yang meminta pertemuan tersebut dilangsungkan dengan Presiden FIFA, Sepp Blatter, seperti yang direncanakan dan bukan dengan Valcke," tambahnya.

"Kami tidak menerima pengurus FIFA. Apa yang telah disetujui adalah pertemuan dengan Blatter, bukan dengan pembantunya. Jika terserah padaku, saya akan menendang bokongnya," kata ketua panel, Roberto Requiao, seperti dikutip situs berita, Globo G1.

Valcke memicu masalah di Brazil pada bulan lalu, ketika ia mengatakan bahwa panitia penyelenggara di negara tersebut untuk Piala Dunia 2014, memerlukan 'tendangan di bokong.'

Ia dan Blatter sudah meminta maaf atas pernyataan tersebut, yang memicu kemarahan dari publik Brazil. Menteri olahragam Aldo Rebelo, kemudian mengatakan bahwa Valcke tidak diakuinya lagi sebagai juru bicara FIFA.

Pertemuan FIFA dengan panel Senat, dan dengan Rebelo pada pekan depan, terfokus pada Rancangan Undang-Undang (RUU) terkait Piala Dunia, khususnya mengenai penjualan minuman beralkohol di dalam stadion.

Penjualan minuman beralkohol di arena-arena olahraga telah dilarang di Brazil sejak 2003, namun RUU Piala Dunia akan menciptakan pengecualian seperti yang diminta FIFA.

RUU tersebut, juga akan mengizinkan bir dijual di dalam stadion selama Piala Konfederasi 2013, mendapat dukungan penuh dari Dewan Perwakilan Rakyat (House of Deputy) Brazil.

Namun hal tersebut perlu disetujui Senat, sebelum diratifikasi oleh Presiden Dilma Roussef.

FIFA telah beberapa kali menyuarakan kekhawatiran mereka terhadap lambannya persiapan - renovasi atau konstruksi stadion-stadion, serta proyek-proyek infrastruktur - di negara yang akan untuk pertama kalinya menggelar Piala Dunia sejak 1950.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement