REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PSSI akan memanggil pemain yang bermain di kompetisi Indonesia Super League (ISL) yang sebelumnya dianggap ilegal. Para pemain ISL itu dipanggil untuk memperkuat timnas Indonesia dalam menjalani pertandingan internasional.
Penanggungjawab timnas, Bernhard Limbong mengatakan, pemanggilan terhadap pemain ISL merupakan tindak lanjut dari keputusan Kongres Tahunan PSSI di Palangkaraya, 18 Maret lalu serta sebagai langkah rekonsiliasi yang telah dibangun.
"Untuk memperkuat timnas harus putra-putra terbaik," katanya di Kantor PSSI Senayan Jakarta, Selasa (10/4).
Sebagai persiapan tim, terang Limbong, pihaknya melalui jajaran pelatih yang ada akan secepatnya melakukan pemanggilan kepada pemain yang dinilai memiliki kemampuan. Hal ini, menurutnya, dilakukan agar persiapan timnas jauh lebih baik.
Meski akan secepatnya memanggil pemain ISL, tapi Limbong belum memastikan waktunya. Menurutnya, saat ini masih dilakukan pembahasan yang melibatkan semua jajaran pelatih timnas dari semua kategori diantaranya U-17, U-21 dan U-23.
"Sejak dulu sudah saya katakan. Semuanya berhak memperkuat timnas. Apalagi saat ini ISL telah diakui oleh PSSI," kata Jenderal Bintang Satu itu.
Timnas Indonesia sesuai dengan jadwal yang ada akan menjalani pertandingan persahabatan dengan Timnas Palestina yang rencananya digelar antara 14-23 Mei mendatang. Pertandingan ini telah menjadi agenda resmi FIFA.
Selain itu Timnas U-23 juga dijadwalkan akan menghadapi raksasa Liga Italia Serie-A, Inter Milan. Sesuai dengan jadwal, pertandingan akan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, pada 24 dan 26 Mei mendatang.
Saat ditanya kenapa tidak mengandalkan pemain Indonesia Premier League (IPL), seperti saat menjalani pertandingan Pra Piala Dunia 2014 melawan Bahrain, yang akhirnya dibantai 0-10, Koordinator Timnas Bob Hippy tidak menjelaskan dengan detail.
Pria yang juga menjadi anggota Komite Eksekutif PSSI itu malah menekankan, membangun timnas yang lebih kuat dari semua jenjang yang ada serta pembinaan pemain usia muda.
Timnas dibawah kendali PSSI Djohar Arifin Husin terus mengalami hasil kurang maksimal. Salah satu alasannya adalah belum memaksimalkan pemain terbaik yang ada di Indonesia, dan hanya mengandalkan pemain IPL yang kurang berpengalaman dipertandingan internasional.
Dari empat pertandingan yang pernah dijalani, tiga kali mengalami kekalahan dan satu kali seri. Tiga kekelahan diraih saat menghadapi Bahrain 0-10, Persebaya Surabaya 0-1 dan Persijap 0-3. Sedangkan hasil seri saat menghadapi Persepar Palangkaraya, 2-2.