Rabu 11 Apr 2012 14:19 WIB

PSSI Versi KPSI Curhat Konflik Sepak Bola ke Menpora

Rep: Citra Listya Rini/ Red: Heri Ruslan
 Mantan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, La Nyalla Mahmud Mattalitti, terpilih sebagai Ketua Umum PSSI dalam Kongres Luar Biasa (KLB) yang digelar Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) di Jakarta, Minggu (18/3).
Foto: Antara/Dhoni Setiawan
Mantan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, La Nyalla Mahmud Mattalitti, terpilih sebagai Ketua Umum PSSI dalam Kongres Luar Biasa (KLB) yang digelar Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) di Jakarta, Minggu (18/3).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA --  PSSI versi KPSI bertatap muka dengan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Andi Mallarangeng di kantor Kemenpora, Jakarta, Rabu (11/4). Kedatangan PSSI versi KPSI ke kantor Kemenpora ini salah satunya untuk membahas konflik yang tengah terjadi antara PSSI KPSI versus PSSI pimpinan Djohar Arifin.

"Saya menerima dan mendengar berbagai macam keterangan, laporan, masukan atau pikiran dari KPSI mengenai situasi persepakbolaan di tanah air dari konteks KPSI," kata Menpora Andi Mallarangeng.

Kendati Kemenpora hanya mengakui PSSI pimpinan Djohar Arifin, Andi menuturkan pihaknya juga menghormati keberadaan KPSI. Saat ini, ujar Andi, Kemenpora sejalan dengan sikap Federasi Sepak bola Internasional (FIFA) yang menganggap PSSI pimpinan Djohar Arifin yang sah keberadaannya.

"Bagi pemerintah tentu saja hanya ada satu PSSI yaitu yang diakui FIFA. Siapa pun yang diakui FIFA itulah yang kita akui, pemerintah akan menyesuaikan diri," lugas Andi.

Jika saat ini FIFA mengakui PSSI pimpinan Djohar Arifin yang sah, lantas kemudian mengubah pendapat atau kebijakan bahwa KPSI yang sah, Andi menyampaikan Kemenpora akan mengikuti. Kemenpora, tegas Andi, akan melihat apa keputusan task force yang dikirim khusus FIFA untuk menginvestigasi kisruh KPSI versus PSSI.

Dikatakan Andi, pihaknya berharap task force dan ESCO FIFA bisa melahirkan keputusan yang jelas. Andi juga mengharapkan proses rekonsiliasi KPSI-PSSI bisa kelar sesuai batas waktu yang ditentukan FIFA per tanggal 15 Juni 2012.

"Tanggal 15 Juni (2012), hari itu diharapkan menjadi tonggak atau patokan rekonsiliasi final sepak bola di Indonesia. Kita semua sudah "capek" mengurusi masalah pengurus, kita ingin mengurusi sepak bola terutama usia dini," papar Andi.

Di kesempatan yang sama, Ketua Umum PSSI versi KPSI La Nyala Matalitti, meyakini pihaknya akan diterima oleh FIFA. "Tanggal 24-25 Mei (2012) akan diputuskan oleh task force, apakah PSSI pimpinan Djohar Arifin atau KPSI yang akan diakui. Tapi, saya yakin kami diakui," lugasnya.

Sebagai pimpinan KPSI, La Nyala menyampaikan dirinya akan menjelaskan kepada task force terkait PSSI versi Djohar Arifin yang tidak legitimasi lagi. Itu tugas saya untuk menyampaikan ke mereka, ujar La Nyala.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement