REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PSSI siap menerima konsekuensi dari FIFA terkait dengan pemanggilan pemain Indonesia Super League (ISL) yang diproyeksikan memperkuat timnas Merah Putih pada turnamen di Palestina, 13-23 Mei dan SEA Games 2013.
Sekjen PSSI Bidang Kompetisi Saleh Mukadar di Jakarta, Senin (16/4), mengatakan selama ini jika sebuah timnas menggunakan pemain yang bermasalah atau ilegal yang mendapatkan sanksi dari FIFA adalah federasinya.
"Yang melanggar adalah federasi bukan pemain. Jadi mereka tidak masalah memperkuat timnas," katanya usai melakukan pertemuan dengan Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) di Kantor PSSI Senayan.
Menurut dia, sejak datangnya surat dari FIFA per 30 Maret lalu, Indonesia dalam hal ini PSSI di bawah Task Force. Dan lembaga yang beranggotakan pihak AFC dan FIFA ini telah memberikan lampu hijau terkait dengan pengakuan status pemain ISL.
Hanya saja, kata dia, legalitas terkait dengan pengakuan dari Task Force hingga saat ini belum ada. Namun, pengakuan pemain ISL telah dilakukan PSSI dalam rangka rekonsiliasi dan telah ditetapkan di Kongres Palangkaraya, 18 Maret lalu. "Yang jelas surat ke Task Force sudah dikirim," kata mantan manager Persebaya Surabaya itu.
Pernyataan Saleh dipertegas Direktur Legal PSSI, Finanta Rudy. Menurut dia, jika masih dalam tahap pemanggilan tidak ada masalah. Sanksi baru akan diberikan jika pemain itu telah memasuki lapangan guna menjalani pertandingan yang dijadwalkan.
PSSI saat ini memanggil 29 pemain yang turun dikompetisi ISL guna memperkuat timnas senior untuk turnamen di Palestina dan SEA Games 2013. Sebanyak 29 pemain itu terdiri dari 17 pemain U-23 dan 12 pemain senior. Pemain ini akan digabung dengan pemain Indonesia Premier League (IPL).
Timnas selama tanpa diperkuat pemain ISL prestasinya cenderung menurun. Terbukti dari empat pertandingan yang dijalani tiga di antaranya harus mengalami kekalahan dan satu seri. Satu kekalahan di antaranya yang terbesar dalam sejarah yaitu kalah dari Bahrain 0-10.
Setelah itu banyak desakan untuk kembali menggunakan jasa pemain jasa pemain ISL. Hasilnya melalui Kongres Palangkaraya disetujui pemain ISL masuk timnas. Hanya saja langkah ini masih dipertanyakan Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI).
"Dulu kita tidak boleh, kenapa sekarang boleh? Makanya kami butuh kepastian apakah sudah ada legalitas yang memperbolehkan pemain ISL memperkuat timnas," kata CEO APPI Valentino Simanjuntak didepan Kantor PSSI Senayan, Jakarta.
Menurut dia, dalam pertemuan yang dilakukan, PSSI mengaku jika surat legalitas saat ini masih dalam proses. Secara ferbal, pengakuan dari tim Task Force yang merupakan kepanjangtanganan FIFA untuk mengurusi polemik sepak bola Indonesia sudah didapat.
Bahkan, kata dia, surat legalitas itu bisa didapatkan pada akhir April hingga awal Mei nanti. Hanya saja APPI tidak mau gegabah dalam menyikapi keputusan yang dikeluarkan PSSI dibawah pimpinan Djohar Arifin Husin itu.