REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Umum Komite Olah raga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, Tono Suratman, menegaskan tim nasional sepak bola Indonesia hanya akan ada satu. "Tidak akan ada dua timnas," tegas Tono kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Rabu (18/4).
Menurutnya, timnas Merah Putih tetap hanya satu sebagai milik seluruh bangsa Indonesia. Tono mengajak semua pihak untuk menghimpun kekuatan bersama mendukung keberadaan timnas.
Jadi, kata dia, tidak perlu ada lagi aksi pemboikotan dari Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) atau Komite Penyelamat Sepak bola Indonesia (KPSI). Untuk timnas, yang ada saat ini saja yang kita support, ujar Tono.
Menanggapi pernyataan Ketua Umum PSSI versi KPSi La Nyala Matalitti, bahwa sebaiknya timnas Merah Putih dibentuk oleh KONI Pusat, Tono menungkapkan pihaknya tidak akan melakukan itu.
"Timnas ini harus pelatih yang membentuk bukan kami. Kami tidak bentuk timnas karena dengan sendirinya akan dilihat timnas itu milik sendiri, nasional," lugas Tono.
Namun, Tono melihat pernyataan Ketum KPSI tersebut sebagai inisiatif yang dilihat dari segi positifnya. Dengan disiapkan lebih awal maka akan lebih bagus dampaknya untuk timnas Merah Putih, katanya.
Sementara itu, terkait perkembangan rekonsiliasi PSSI dan KPSI, Tono menyampaikan pihaknya masih akan menunggu sampai deadline FIFA tanggal 15 Juni mendatang. KONI Pusat, kembali ia tegaskan hanya akan bertindak sebagai fasilitator.
"Kita juga belum berkomunikasi dengan task force bentukan FIFA sampai saat ini. Datangnya task force sangat baik sehingga bisa melihat keadaan yang sebenarnya terjadi di lapangan saat ini," ucap Tono.
Melihat konflik yang tengah memanas di tubuh kepengurusan sepak bola di Indonesia, FIFA memang benar-benar serius menaruh perhatian. Setelah memperpanjang batas waktu untuk menyelesaikan kisruh PSSI-KPSI, FIFA juga menugaskan Asian Footbal Confederation (AFC) untuk membentuk tim Task Force guna menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi di sepakbola Indonesia.
Tidak tanggung-tanggung, FIFA juga menugaskan Asian Footbal Confederation (AFC) untuk membentuk tim Task Force untuk menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi di sepakbola Indonesia.
Seperti yang dilansir dari Goal.com, kabar tersebut tertera dalam surat dari AFC yang ditujukan ke Sekjen PSSI Tri Goestoro pada 4 April lalu. Dalam surat tersebut, tertulis jika langkah AFC membentuk tim Task Force merupakan arahan FIFA saat mengikuti rapat komite Asosiasi dan Exco FIFA pada akhir Maret lalu.
Anggota tim Task Force yang ditugaskan ke Indonesia adalah wakil presiden AFC Prince Abdullah Ibnu Sultan Ahmad Shah, Anggota Exco FIFA dan AFC Dato' Worawi Makudi, Sekjen AFC Alex Soosay, dan ketua asosiasi anggota dan hubungan internasional James Johnson.
Hingga kini, FIFA tetap mencantumkan nama Djohar Arifin Husin sebagai Ketua PSSI yang sah beserta Farid Rahman sebagai wakil. Sebaliknya, pukulan telak harus dirasakan PSSI versi KPSI yang dianggap ilegal oleh FIFA.