REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Abdullah Sammy/Wartawan Olahraga Republika
Harapan sejumlah pemain untuk memperkuat timnas Indonesia di turnamen persahabatan antarnegara Al Nakba di Palestina pupus. Pupusnya harapan mengenakan kostum Merah Putih tidak terlepas dengan kebijakan klub yang masih enggan melepas pemainnya. Mayoritas penolakan datang dari hampir seluruh klub Liga Super Indonesia (LSI). Tak hanya itu, klub asing CS Vise di Belgia pun menolak permintaan PSSI.
Alasan penolakan klub beragam, mulai dari alasan politis organisasi hingga masalah teknis. Klub Pelita Jaya contohnya yang secara tegas menolak mengirim pemainnya ke timnas PSSI Djohar Arifin. Bagi Pelita, hanya ada satu timnas Indonesia yang mereka akui yakni di bawah kontrol “PSSI-nya” KPSI.
Keputusan menolak melepas pemain juga datang dari klub asing CS Vise. Klub yang sahamnya dimiliki secara mayoritas oleh keluarga Bakrie itu sempat membuat dua keputusan berbeda dalam hitungan hari. Bila diawal Vise sempat menyatakan bangga prihal pemanggilan Samsir Alam cs, maka sehari berselang klub divisi dua Belgia itu justru mengeluarkan pernyataan menolak melepaskan empat pemainnya ke skuat Merah Putih.
"Sayang sekali kami tidak bisa melepas para pemain Indonesia kali ini menyusul keputusan dari staf teknik tim," bunyi pernyataan Vise melalui akun Twitter resminya.
Praktis harapan empat pemain muda Vise Alfin Tuasalamony, Syamsir Alam, Yandi Munawar, dan Yericho Christiantoko untuk melakukan debut di timnas Garuda tertahan. Padahal Samsir Alam secara terbuka kepada Goal.com sempat menyatakan hasratnya memenuhi panggilan timnas.
Samsir mengaku tidak peduli dengan urusan polemik organisasi yang membumbui pemanggilan timnas kali ini. “Saya tidak pernah berfikir konflik apa yg terjadi di tubuh federasi. Itu urusan mereka. Membela Indonesia adalah kebanggan yang tak ternilai harganya. Buat timnas, saya akan selalu datang." ujar Samsir.
Namun keinginan Samsir ini pupus lantaran Vise punya pertimbangan lain. Klub yang kini duduk di peringkat delapan divisi dua Belgia itu berkilah, tenaga keempat pemain sangat diperlukan untuk mengarungi sisa kompetisi di Belgia. Ironisnya, dari keempat pemain ini hanya Alfin Tuasalamony yang kerap diturunkan pelatih Vise di skuat utama.
"Mereka sangat penting untuk tim dan kami membutuhkan mereka untuk laga-laga terakhir kami. Vise ingin menuntaskan musim di posisi sebaik mungkin di liga."
Kendati menolak, Vise tetap mengucapkan terima kasih atas dipanggilnya empat pemudanya ke skuat timnas senior. Vise berjanji kedepannya, keempat pemain akan mendapat kemudahan untuk bergabung bersama skuat Merah Putih.
"Terima kasih kepada PSSI atas panggilan ini, kami sadar mereka masih punya banyak waktu di masa depan karena masih 19 tahun. Suporter Indonesia akan bisa menyaksikan mereka untuk jangka waktu lama di timnas," ungkap Vise lewat pernyataan resminya.
Berbeda dengan Vise, tim peringkat 12 Eredivisie Belanda, FC Utrecht dikabarkan tidak keberatan melepas pemainnya, Stefano Lilipaly untuk memperkuat timnas Indonesia. Direktur Operasional Timnas, Fery Kodrat mengatakan, surat kepada Utrecht sudah dikirim. "Pada prinsipnya ok. tapi baru akhir bulan dia bisa bergabung," kata Fery saat dihubungi wartawan.
Fery pun mengungkapkan tiga pemain yang merumput di liga asing lain, Arthur Irawan yang merumput di Espanyol B, Syafarrizal Mursalim Agri (asal klub Al Khor), dan Toni Cussel juga akan bergabung ke timnas di awal Mei. "Mereka akan langsung bergabung dan menjalani masa persiapan sebelum tim berangkat ke Palestina," ujarnya.
Selain ditolak klub, penolakan juga datang dari beberapa pemain, seperti gelandang Persija Jakarta, Ramdhani Lestaluhu. Dia memilih ikut kebijakan klub yang hanya mengakui PSSI La Nyalla Matalitti. Walhasil panggilan timnas untuk ikut seleksi Sea Games diabaikannya.
Sikap berbeda datang dari kubu Persib Bandung. Klub yang memiliki sekitar enam juta fans di Indonesia ini mengaku tidak keberatan dengan pemanggilan pemainnya ke timnas. Namun pemanggilan harus dilakukan dengan mempertimbangkan jadwal pertandingan tim.
Persib mengaku akan sangat keberatan bila melepas pemainnya saat ini, di pihak lain klub ISL pada umumnya enggan melepas pemain terbaiknya ke timnas. “Kita lagi rundingkan dahulu bagaimana baiknya. Takutnya yang lain tidak (melepas pemainnya) Ini berbahaya. Jadi harus disesuaikan dengan kompetisi terlebih dahulu,” ujar Manejer Persib Umuh Mukhtar saat dihubungi wartawan.
Umuh mengaku menajemen Persib terus melakukan pertemuan untuk mencari solusi antara keinginan pemain memperkuat timnas dengan kebutuhan klub. “Ini kan nanti kita bicarakan dulu dengan semua pengurus,” pungkasnya.
Kendati belum dihadiri pemain asal ISL, pemusatan latihan timnas tetap digelar di Bantul Yogyakarta. Pelatih anyar Nil Maizar langsung memimpin latihan sesi pertama yang diikuti hampir seluruh pemain, kecuali Samsul Bahri Chairudin yang meminta izin untuk menemani orang tuanya yang sakit.
Para pemain ini nantinya akan diseleksi untuk mendapatkan 23 tempat yang akan diboyong ke turnamen Al Nakba di Palestina 13 dan 14 Mei mendatang. Turnamen ini sendiri bukan merupakan agenda resmi FIFA, sehingga tidak ada kewajiban mengikat bagi klub untuk merelakan pemainnya bergabung ke timnas.