REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Pesona Real Madrid dan Barcelona seketika memudar dalam satu malam, saat kedua klub raksasa La Liga Spanyol itu tersingkir dari gelanggang Liga Champions. Skenario idaman All Spanish Final gatot alias gagal total, setelah tak ada satu pun wakil asal Spanyol lolos keputaran final.
Perjalanan Barca lebih dulu terhenti di tangan Chelsea, sementara petualangan Madrid kandas di hadapan Bayern Munich. Menariknya, dua klub yang mengalahkan Barca dan Madrid, masuk kategori tim underdog dalam fase empat besar.
Tak pelak, kekalahan El Barca dan El Real menodai kedigjayaan Spanyol sekaligus meruntuhkan dominasi negara Matador di kompetisi paling prestisius di Eropa. Barcelona bersama Madrid yang bertitel tim terbaik dunia, harus menerima kenyataan pahit tersebut.
Jendral lapangan tengah Madrid, Xabi Alonso mengaku kecewa atas kegagalan timnya melaju ke fase final. Tapi ia menyatakan Madrid harus bisa menerima kekalahan sebagai bagian dari permainan.
Hati para Madridistas dan Barcelonistas (atau ada yang menyebut the Cules) --sebutan bagi pendukung Madrid dan Barca-- harus patah karena tim kesayangnyanya gagal memberikan yang terbaik di Liga Champions.
"Tentu saja kami kecewa, namun kami bisa mengatasinya. Ini adalah bagian dari sepak bola. Hari ini kami mengalami sisi lain sepak bola, tapi kami tahu jika hal itu bisa saja terjadi," kata Xabi seperti dinukil Marca.
"Semoga beruntung, Bayern dan selamat untuk mereka," lanjut mantan gelandang Liverpool itu.
Beragam reaksi datang dari media Spanyol setelah Barca dan Madrid tersingkir. 'Mimpi Buruk di Camp Nou' tulis Marca. Sementara di berita lainnya, media yang berbasis di Ibukota Madrid itu menulis artikel, 'Barcelona terlempar dari La Liga dan Liga Champions setelah tiga hari paling gelap dalam era Guardiola'.
Lain lagi dengan El Mundo yang membuat berita, 'Pukulan Manusia Biasa di Camp Nou' dan 'Apakah ini akhir dari siklus kejayaan?'
Reaksi ekstrim datang bek kontroversi Madrid, Pepe. Bek asal Portugal itu menyebut, timnya yang lebih pantas melaju ke final ketimbang Munich. Menurutnya, Los Blancos hanya kurang beruntung dalam adu penalti. "Seluruh pemain dalam tim membuat upaya luar biasa setelah menghadapi Barcelona (di La Liga) pada Sabtu,” kata Pepe.
“Kami dapat menjawab tantangan, tapi kami sedih karena kami pantas bermain di final. Tim dan fans sedih, tapi hal-hal ini biasa terjadi dalam sepakbola.”
Dan, andai ada perebutan juara ketiga di Liga Champions, maka di sanalah kini El Clasico akan terjadi. “Dua tahun lalu (final Liga Champions) di sini saya berloncatan dan sekarang giliran mereka,” kisah pelatih Los Merengues, Jose Mourinho.
Untuk diketahui, pada musim 2009/10, pelatih asal Portugal itu sukses membawa Inter Milan menaklukkan Munich dua gol tanpa balas di partai final di Santiago Bernabeu. Kini di stadion yang sama, Munich memaksa the Special One menelan pil pahit kekalahan.
Kekalahan ini membuat Madrid terpaksa fokus ke liga domestik bila masih ingin mengangkat trofi musim ini. Sementara Barca harus gigit jari lantara peluang mengangkat juara tertutup di liga domestik atau Eropa. Di La Liga, El Barca tertinggal tujuh poin dari Madrid yang mempimpin klasemen sementara.
“Kami harus meraih tiga angka melawan Sevilla dan kami sekarang hanya harus memikirkan tentang La Liga. Kami memiliki tim yang sangat muda dan berkualitas. Kami akan mencoba lagi di Liga Champions tahun depan, dan saya berharap keberuntungan ada di pihak kami saat itu," tuntas Pepe.