REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pihak Komite Olahraga Indonesia (KOI) berharap polemik yang terjadi di tubuh PSSI terutama masalah dualisme kompetisi segera dituntaskan, mengingat tenggang waktu yang diberikan FIFA semakin dekat.
Ketua KOI Rita Subowo di Jakarta, Kamis (3/5) mengatakan, polemik yang ada sangat berdampak pada semua kalangan termasuk pemain, sehingga harus dicarikan titik temu agar sepak bola Indonesia jauh lebih maju.
"Kami mendapatkan informasi tengat waktu yang diberikan FIFA hingga 15 Juni. Makanya kami berharap semuanya bisa diselesaikan demi bangsa dan negara tercinta ini," katanya usai bertemu dengan Ketua Umum PSSI di Kantor PSSI Senayan, Jakarta.
Menurut dia, pertemuan dengan PSSI ini merupakan tidak lanjut pertemuan yang tertunda. Pada Selasa (1/5), rombongan PSSI berencana bertemua KOI. Hanya saja waktu itu pertemuan gagal terjadi karena pihak KOI banyak agenda yang harus dikerjakan.
Sementara itu, Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin mengaku kunjungan KOI ke Kantor PSSI merupakan suatu kehormatan. Kunjungan ini dinilai tidak aneh karena hanya sebatas koordinator mengunjungi anggotanya.
"Kami melaporkan berbagai hal, termasuk pertemuan dengan 'Tim Task Force AFC' yang dilakukan beberapa waktu lalu," ujar Djohar usai pertemuan yang digelar secara tertutup itu.
Selain melaporkan pertemuan dengan Tim Task Force AFC yang dilakukan di Bukit Bintang Malaysia, 24 April lalu, kata dia, pihaknya juga melaporkan program-program yang saat ini telah dibentuk serta rencana-rencana PSSI kedepan.
Djohar juga mengaku, pada pertemuan yang juga melibatkan Wakil Ketua Umum PSSI Farid Rahman dan Sekjen PSSI Tri Goestoro, pihaknya mendapatkan bimbingan oleh KOI untuk melaksanakan program kedepan.
"Harapan KOI permasalahan saat ini bisa secepatnya selesai. Tidak perlu orang asing menyelesaikan. Kita-kita sendiri kalau bisa kenapa tidak? Jadi ini harapan kita semua," kata mantan Sekjen KONI itu.