REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dunia kewasitan Indonesia tengah berduka. Kabar duka itu datang setelah mantan wasit FIFA asal Indonesia, Djafar Umar meninggal dunia di rumah kediamannya di bilangan Bintaro Jakarta Selatan, Sabtu (12/5) pagi. Djafar tutup usia sekitar pukul 06.15 WIB dalam usia 65 tahun.
"Bapak meninggal dunia tadi pagi pukul 06.15 di hadapan istri dan adik saya," ungkap Salmaniar, putri tertua mendiang Djafar.
Salmaniar mengungkapkan, sejak sebulan lalu almarhum sempat dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta Selatan, menyusul stroke yang pernah diderita sejak tiga tahun lalu. Djafar yang lahir di Pare Pare, Sulsel, 17 Mei 1947 dan pernah menjadi wasit terbaik sepakbola Indonesia pada era 1980-an. Mendiang meninggalkan seorang istri, Kusrini serta tiga anak masing-masing Salmaniar, Indriani dan Maulina serta tiga orang cucu.
Semasa hidupnya, Djafar juga pernah ditunjuk menjadi Inspektur Wasit pada saat PSSI dipimpin Ir Azwar Anas pada era 1994 sampai 1998. Pada 2009, Djafar Umar yang tinggal di Jalan Tekukur Z3 nomor 25 Bintaro, diserang stroke dan sempat dirawat di RSPP.
Jenazah pria yang pernah pula bekerja di PT PLN itu dimakamkan di TPU Tanah Kusir, setelah sebelumnya disholatkan di Masjid Nurul Iman, Bintaro. Tampak hadir diantara pelayat adalah kerabat dekat sesama profesi seperti R Pracoyo dan sejumlah mantan wasit lain seangkatan Djafar Umar.
"Kami sangat kehilangan seorang sahabat dan sekaligus pemimpin. Bagaimana pun beliau pernah menjadi wasit terbaik yang kita miliki," ujar Pracoyo.