REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER — Manchester City merupakan salah satu klub Eropa yang memanfaatkan jasa banyak pemain sepakbola Muslim. Musim ini, the Citizen diperkuat empat pemain Muslim, yakni Edin Dzeko, Samir Nasri, Yaya Toure, dan Kolo Toure.
Musim 2011/2012, nama terakhir memang kurang bersinar bersama City. Prestasi Kolo Toure kalah moncer dibanding adiknya, Yaya Toure yang menjadi pilihan regular pelatih Roberto Mancini. Hal itu lantaran Kolo Habib Toure, nama lengkapnya, lebih banyak bergulat dengan cedera dan efek psikologis setelah dinyatakan gagal tes doping, usai berlaga di Liga Primer Inggris musim 2011.
Jarang diturunkan, membuat waktu luang Kolo Toure semakin banyak. Mantan palang pintu Arsenal tersebut, lebih banyak memanfaatkan waktunya di luar lapangan untuk kegiatan berdakwah. Meski hidup dikelilingi budaya glamour dan gaji besar sekitar 125 ribu poundsterling atau Rp 1,8 miliar per pekan, namun tak lantas membuat Kolo Toure lupa diri.
Ia tetap ingat pada aktivitasnya sejak kecil, yaitu berdakwah kepada ke sesama Muslim. Tapi aktivitas dakwahnya kali ini dilakukan di Kota Manchester. Sebelum bergabung dengan klub yang dimiliki Syaikh Al Mansoor itu, Kolo Toure di waktu senggangnya rutin mengunjungi Masjid London.
Meskipun sekarang telah pindah ke Kota Manchester, pemain berusia 31 tahun itu tetap tidak melupakan anak-anak asuhnya, dengan mengendarai mobil punggawa Timnas Pantai Gading itu berangkat mengajar mengaji kepada anak-anak di Kota London. (Bersambung)