REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Kolo Toure memiliki keinginan bisa terus menjadi seorang pemeluk Islam yang taat. Karena itu, ketika masih sering mengisi daftar line up di Arsenal dan Manchester City, ia terus menjaga stamina di tengah pertandingan yang berlangsung di bulan Ramadhan.
Punggawa Timnas Pantai Gading itu menilai, puasa bukan halangan bagi seseorang untuk memiliki kekuatan serta fisik yang tangguh. Karena itu pada bulan Ramadhan, ia tetap menjalankan puasa seperti halnya umat Muslim di seluruh dunia.
Tetapi palang pintu 31 tahun itu sadar, bila dalam situasi latihan dan pertandingan cukup berat, Kolo Toure membatalkan puasanya. Apalagi, ketika Ramadhan masuk musim panas dan siang lebih panjang daripada malam. Kalau tetap memaksakan berpuasa, ia menilai hal itu sama saja menyakiti diri sendiri.
Kolo Toure punya pengalaman kurang menyenangkan akibat memaksakan diri terus berpuasa, di saat bersamaan ia menjalani latihan berat. Yang terjadi, fisik kakak kandung gelandang City, Yaya Toure itu tak kuat karena tubuhnya memerlukan asupan nutrisi cukup setelah tubuhnya terancam dehidrasi. “Tapi saya pasti akan menggantinya di hari atau bulan lain,” ujar Kolo Toure yang masih aktif mengajar mengaji kepada anak-anak di Kota London.
“Itu adalah konsekuensi sebagai seorang Muslim,” ujar pemain yang memulai kariernya di klub lokal Pantai Gading, ASEC Mimosas itu.