Kamis 31 May 2012 19:02 WIB

Bara di Balik Kostum Sepak Bola (Bag 2)

Suporter Persija Jakarta, The Jakmania, saat mendukung tim kesayangan mereka.
Foto: Antara/Andika Wahyu
Suporter Persija Jakarta, The Jakmania, saat mendukung tim kesayangan mereka.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Abdullah Sammy/Wartawan Olahraga Republika

Mantan gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso terlihat bersemangat ketika Republika menananyakan dua kata padanya; Persija dan Jakmania.

Saat dijumpai di kantornya di jalan Diponegoro Jakarta pusat beberapa waktu lalu, purnawirawan militer berpangkat Letnan Jenderal itu mengungkapkan usahanya membuat Persija Jakarta menjadi tim yang digilai masyarakat ibu kota.

Awalnya, Sutiyoso iri dengan kenyataan sejumlah ibu kota negara lain memiliki kesebelasan sepak bola yang begitu digemari masyarakatnya. Real Madrid, AS Roma, Chelsea serta Arsenal jadi rujukannya.

“Saya ingin Jakarta pun memiliki tim yang membanggakan warganya,” kata Sutiyoso menjelaskan idenya di masa awal jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta tahun 1997.

Ide Sutiyoso untuk menjadikan Persija bangkit di era Liga Indonesia ibarat gayung bersambut bagi sekumpulan pemuda Jakarta yang pada  19 Desember 1997 sepakat membentuk wadah suporter bernama the Jakmania. Pada awalnya, hanya ada ratusan pemuda yang mendukung Persija di sisi belakang gawang stadion Lebak Bulus. Mereka dikomandoi langsung oleh sang pemimpin pertama Jakmania, yang tidak lain adalah artis ibu kota; Gugun Gondrong.

Sejalan dengan usaha Sutiyoso yang mendatangkan pemain-pemain papan atas Indonesia ke skuat Macan Kemayoran, prestasi Persija pun terdongkrak di Liga Indonesia. Bahkan Persija langsung menjadi semifinalis Liga Indonesia setahun setelah Sutiyoso menjabat, musim 1998. “Saya terus berusaha mengumpulkan dana untuk membentuk Persija jadi tim kuat dan disegani,” ungkap pria yang akrab dipanggil Jakmania dengan sebutan Bang Yos ini. 

Kedatangan pemain papan atas, seperti Rochy Putiray, Widodo Cahyono Putra, dan Anang Ma’ruf, membuat masyarakat ibu kota mulai melirik Persija. Hasilnya, banyak pemuda Jakarta mulai menyerbu kostum Oranye dan memadati sisi stadion Lebak Bulus. Hanya dalam tempo tiga tahun setelah Jakmania berdiri, Lebak Bulus yang sepi jadi penuh sesak.

Persija pun mampu merebut juara Liga Indonesia Indonesia pada musim 2001, atau empat tahun setelah The Jakmania terbentuk. Gelar perdana ini pun membuat cita-cita Sutiyoso tercapai; Persija akhirnya merebut hati warga ibu kota.

                                                                     

                                                                        ***

Organisasi Jakmania pun mengalami ledakan jumlah anggota setelah meraih gelar juara musim 2001. Pelajar SMU Jakarta saat itu ramai-ramai  membentuk kelompok kecil the Jakmania. Praktis, Stadion Lebak Bulus yang hanya mampu menampung 20 ribu, tidak sanggup lagi membendung fanatisme pendukung Macan Kemayoran.

Sejak Liga Indonesia berlabel, Liga Super (LSI), Persija akhirnya memutuskan memakai Stadion Utama Gelora Bung Karno yang berkapasitas 80 ribu penonton sebagai markas Macan Kemayoran bersama puluhan ribu antusiasme Jakmania.

Namun perjalanan Jakmania yang kini memiliki anggota resmi lebih dari 50 ribu itu dan 100 ribu lain di luar anggota resmi, tidak selamanya mulus tanpa aral melintang. Sebaliknya, Jakmania berkembang besar bersama rivalitas dan konflik bebuyutannya dengan pendukung Persib Bandung, Viking.

Situs Amerika, enotes.com, bahkan mencantumkan rivalitas pendukung Persija dan Persib ini sebagai salah satu persaingan paling panas di sepak bola dunia. Duel Jakmania vs Viking pun bersanding dengan rivalitas pendukung Barcelona vs Real Madrid di Spanyol, Galatasaray vs Fenerbache di Turki, dan Glasgow Celtic vs Glasgow Rangers di Skotlandia.  

Jika meruntut ke awal terjadinya konflik, rivalitas Jakmnania dan Viking hanya terjadi akibat insiden di luar lapangan jelang pertandingan. Insiden ini bermula saat duel Liga Indonesia musim 2000 di kandang Persib, yang kemudian dibalas pendukung Persija pada sebuah acara kuis televisi di Jakarta tahun 2002. Bermula dari dua kejadian ini, bara dendam membesar  antara Jakmania dan Viking dan berkobar hingga kini.

Selain faktor insiden yang memantik kebencian Jakmania dan Viking, rivalitas keduanya juga dipicu jarak Jakarta dan Bandung yang relatif dekat, sekitar 143 kilometer. Mengutip sebuah buku berjudul My Neighbor, My Enemy (Tetanggaku, Musuhku); komunitas yang bertetangga sangat rentan dengan konflik. Apalagi kedua tetangga itu terlibat kompetisi nyata seperti sepak bola antara Bandung dan Jakarta

Sama seperti Jakmania dan Viking, beberapa klub sepak bola dunia yang terlibat rivalitas panas juga hanya memiliki jarak kota yang dekat (bahkan berasal dari kota yang sama); Rangers dan Celtic dari kota Glasgow Skotlandia, Fenerbache dan Galatasaray dari Istanbul Turki, serta Ajax Amsterdam dan Feyenoord Rotterdam yang hanya berjarak sekitar 50 kilometer.

                                                                          ***

  Suporter Persija tidak hanya terlibat dengan pendukung Persib. Dalam catatan Republika, oknum suporter Persija juga kerap terlibat insiden dengan sejumlah suporter tim tetangga lain, seperti dengan Laskar Benteng Viola Tangerang, North Jak (suporter Persitara Jakarta Utara) September 2008, Kabo Mania (pendukung Persikabo Bogor) pada 2010, dengan suporter Pelita Jaya Purwakarta tahun 2010.

Ketua Jakmania, Larico Ranggamone mengakui bahwa dalam beberapa kesempatan ada oknum berbaju Persija yang kerap melakukan tindak anarkis. Namun suporter itu bukanlah terdaftar sebagai anggota resmi Jakmania. “Kita sendiri selalu melakukan persuasi dan usaha untuk menertibkan suporter liar. Yang jelas Jakmania itu selalu tertib dan anti-kekerasan,” kata Larico dalam keterangan pers di Jakarta, Rabu (30/5).

 Dari sejumlah insiden ini korban berjatuhan. Jakmania bahkan harus kehilangan salah satu anggotanya, Fathul Mulyadin (27 tahun) yang dianiaya oleh sejumlah oknum suporter lawan jelang laga semifinal Liga Indonesia antara Persipura Jayapura melawan PSMS Medan tahun 2008.  “Hingga kini kasus Fathul Mulyadin juga belum jelas. Kami pun menuntut polisi agar mengusutnya,”

                                                                         ***

Belum juga duka atas tewasnya Fathul lekang dari ingatan, perstiwa yang menyayat hati kembali dirasakan para pendukung Persija. Ironisnya, jatuhnya korban terjadi usai laga yang sudah “dilabelkan” duel rawan oleh pihak kepolisan, Persija vs Persib.

Dua pendukung Persija, Lazuardi (29 tahun) Dani Maulana (16 tahun) harus tewas akibat dianiaya oleh oknum yang diduga kelompok suporter Persija lain. Seorang korban lagi tidak lain adalah suporter Viking, bernama Rangga Cipta Nugraha. Atas kejadian ini, Jakmania langsung mengucapkan permohonan duka cita, terutama pada Viking atas kejadian yang menewaskan salah satu suporternya.

“Kami sebagai ketua umum dan Jakmania, menyesalkan kejadian kemarin. Ini semua di luar kemampuan kami. Kemampuan terbatas. Kami mengutuk tragedi seperti ini,” tegas Larico.

Ketua Jakmania ini mengungkapkan bahwa pihaknya sudah tidak ingin lagi ada insiden yang melibatkan mereka dengan kelompok suporter lain. Bahkan khusus di laga lawan Persib, The Jak sudah menyiapkan sebuah pesan damai bagi Viking dan Bobotoh Bandung. "Dua minggu sebelum pertandingan, kami melakukan kampanye agar The Jakmania dan Viking bersatu,” ungkapnya

Kampanye ini bahkan ditindaklanjuti sebelum pertandingan dengan spanduk yang dibentangkan pemain bertuliskan; “The Jakmania dan Viking Bersatulah,” Namun usaha ini kemudian dicoreng oleh tangan-tangan pihak yang disebut Larico sebagai tidak bertanggungjawab. “Karenanya kami minta polisi untuk segera megusut siapa pelakunya,” tegasnya.

Sang Ketua Jakmania tidak lupa mengungkapkan perasaan yang kini ada dibenak Jakmania. Menurutnya, sejak awal, Jakmania hadir tidak untuk mencari musuh atau berkelahi dengan suporter lawan. Sama halnya dengan cita-cita Sutiyoso membangun Persija, Jakmania ingin melihat Macan Kemayoran berprestasi di lapangan.

Sebuah ungkapan jujur meluncur dari bibir Larico, “Capek kita terus berseteru dengan tetangga kita (Persib Bandung). Kita ingin semua bisa damai.”

Klasemen Liga 1 2024/2025
Pos Team Main Menang Seri Kalah Gol -/+ Poin
1 Persebaya Surabaya Persebaya Surabaya 7 5 2 0 7 5 17
2 Pusamania Borneo Pusamania Borneo 7 4 3 0 10 7 15
3 Bali United Bali United 7 4 2 1 12 6 14
4 Persib Bandung Persib Bandung 7 3 4 0 13 6 13
5 PSM Makassar PSM Makassar 7 3 3 1 9 5 12
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement