REPUBLIKA.CO.ID, Surabaya -- Buntut ricuh suporter saat pertandingan lanjutan Liga Primer Indonesia antara Persebaya 1927 vs Persija Jakarta, polisi akan memanggil koordinator lapangan Bonek Mania.
Pemanggilan itu, menurut Kapolrestabes Kota Surabaya Kombes Pol Tri Maryanto untuk meminta keterangan terkait ricuh yang mengakibatkan satu korban tewas anggota Bonek Mania.
"Akan kita undang korlap-korlap Bonek dan pihak Persebaya untuk dimintai keterangan," kata dia.
Hingga saat ini belum ada seorangpun yang diamankan oleh pihak kepolisian terkait kejadian yang menyebabkan 4 orang luka-luka dan 15 anggota polisi cedera.
Ricuh suporter tersebut terjadi usai pertandingan Persebaya 1927 melawan Persija yang berakhir imbang 3-3. Usai pertandingan suporter mulai melemparkan botol air mineral ke arah lapangan.
Aksi tersebut coba dikendalikan dengan tembakan gas airmata ke arah tribun kelas ekonomi sisi selatan oleh petugas yang berjaga.
Akibatnya, ribuan suporter berdesak-desakan berebut keluar menghindari efek gas airmata. Dalam kondisi 'chaos' itulah, banyak yang terjatuh dan terinjak-injak.
Hingga usai kekacauan, seorang Bonek Mania atas nama Purwo Adi Utomo ditemukan dalam posisi tertelungkup. Korban lalu dibawa ke ruang kesehatan untuk diberi pertolongan. Selanjutnya korban dirujuk ke RSU dr. Soetomo. Korban warga Babadan Rukun IV/3 Surabaya tersebut akhirnya meninggal dalam perjalanan.
Maryanto menambahkan, tembakan gas airmata sudah sesuai prosedur. Sebab, kata dia, banyak suporter yang turun dari tribun dan akan menyerang para pemain persija. Untuk itu polisi menembakkan gas airmata guna menghalau kerumunan suporter agar membuat situasi kondusif.
Menurut Maryanto, sudah terjadi pelemparan batu dan kekerasan secara bersama-sama. Oleh karena itu, pasal 170 KUHP sudah dilanggar.
"Menghindari kejadian yang lebih besar penyerangan terhadap pemain maupun pemain cadangan, gas airmata sudah sesuai prosedur dan protap," tambahnya.
Maryanto menambahkan, tembakan gas itu diarahkan pada penonton yang akan turun dari tribun dan diarahkan ke atas, sebab yang disasarkan adalah asap dari gas airmata.
Namun, asap tersebut juga mengarah pada semua penonton termasuk anak-anak dan perempuan.