8 Siswa Bakal Berlatih Sepak Bola di Spanyol

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Delapan pelajar terbaik hasil penjaringan Liga Pendidikan Indonesia( LPI) akan diberangkatkan ke Spanyol untuk berlatih sepak bola. Di sana, mereka menempuh pendidikan akademis di negeri yang dikenal memiliki klub-klub terbaik di dunia. Ke delapan pelajar itu adalah hasil seleksi yang berjalan selama dua tahun, yang dinilai dari aspek akademik dan kemampuan teknis sepak bola.

“Delapan orang ini merupakan hasil dari proses pelaksanaan LPI selama dua tahun yang melibatkan ribuan sekolah di seluruh Indonesia. Delapan orang hasil seleksi ini adalah yang terbaik yang kami seleksi baik dari aspek akademis maupun teknis permainan sepak bola. Kita harapkan mereka dapat menjadi atlet-atlet yang bisa mengharumkan nama bangsa,” ujar Direktur Utama LPI, Toho Cholik Muthohir, usai bertemu dengan Ketua DPR Marzuki Alie di Kompleks Parlemen, Jakarta,Kamis (7/6).

Para siswa itu adalah M Dimas Drajat (Gresik), Dwi Candra (Semarang) ,Thomas Kristianda (Semarang), Ronaldo Rorumbula (Yogyakarta), Charlie Karonika (Riau), Aldo Cladeo (Jakarta), Muhammad Ilham Fahrisi (Tanggerang), dan TM Ichsan (Aceh). Mereka telah menjalani persiapan selama enam bulan di Semarang sebelum diberangkatkan ke Spanyol.

“Kami sudah berkoordinasi dengan Kedubes Spanyol di Indonesia dan Departemen Pendidikan di Spanyol untuk menempatkan mereka di sekolah-sekolah yang ada di Kota Madrid. Mereka akan bersekolah biasa sambil ikut di tim sepak bola Moratalas FC yang berafiliasi atau menjadi parenting club Real Madrid,” tegasnya.

Menanggapi hal itu Ketua DPR Marzuki Alie dan juga pembina LPI mengharapkan agar siswa-siswa yang disaring itu dapat memanfaatkan kesempatan untuk belajar dan berlatih dengan sebaik-baiknya demi membela nama bangsa. ”Mereka ini calon-calon pemain profesional yang kita harapkan dapat berlatih denga serius sehingga bisa main di kompetisi bergensi di Eropa,” jelasnya.

Melalui LPI, menurut Marzuki, ke depannya diharapkan dapat disaring para pelajar berbakat yang bisa dilatih untuk menjadi pemain-pemain yang handal. “Saya itu suka sedih negara besar seperti Indonesia tapi prestasinya tidak bisa dibanggakan. Kita harapkan dengan LPI itu hal itu bisa ditinggalkan. Saya mengharapkan hasilnya bisa dilihat 10 tahun ke depan,” tandasnya.