REPUBLIKA.CO.ID, MALANG - Arema yang berlaga di ajang Liga Primer Indonesia (LPI) mengancam untuk memboikot laga menjamu Semen Padang yang bakal digelar di Stadion Gajayana, Sabtu (9/6) mendatang.
'Media Officer' Arema LPI Noor Ramadhan, Jumat mengakui, boikot lawan Semen Padang ini sebagai bentuk protes Singo Edan yang tak ditanggapi oleh PSSI terkait hukuman yang diterima dua pemain pilarnya, yakni Hermawan dan Eka Hera yang tidak boleh main dalam tiga kali pertandingan dan denda masing-masing sebesar Rp 50 juta.
"Hari ini (Jumat, 8/6) seharusnya ada technical meeting dengan kubu Semen Padang, namun kami tiadakan sebagai bentuk protes dan kekecewaan kami pada PSSI dan LPIS yang tidak menjalankan sistem secara benar dan profesional," tegasnya.
Noor Ramadhan yang akrab dipanggil Nunun itu secara tegas mengatakan, pihaknya akan memboikot kompetisi sampai diterapkannya sistem yang adil sesuai dengan aturan yang berlaku. Manajemen Arema sudah mengajukan banding ke komisi banding, namun tidak ada tanggapan.
Oleh karena itu, tegasnya, lebih baik Arema memboikot pertandingan dan tidak akan main melawan Semen Padang. Namun demikian, Arema sudah siap untuk menggelar pertandingan, baik panpel maupun tim. "Kita hanya menunggu respon dari PSSI dulu. Kita juga tidak bisa memastikan sampai kapan boikot ini akan berlangsung," tegasnya.
Hermawan dan Eka Hera dijatuhi hukuman saat dijamu PSM Makassar yang dinilai melakukan pelanggaran berat. Untuk proses banding, manajemen Arema juga menyertakan semua bukti rekaman video saat pertandingan PSM Makassar melawan Arema di Makassar belum lama ini.
Dalam proses banding tersebut, manajemen Arema LPI juga telah membayar Rp10 juta, namun banding tersebut tidak diproses. Selain itu, Arema juga mengajukan protes terkait padatnya jadwal yang harus dilakoni Arema, namun PSSI dan LPIS juga masih belum memberikan respon, bahkan tutup mata.