REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menpora Andi Mallarangeng, mengatakan, Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) mengakui keberadaan PSSI pimpinan La Nyalla Mattalitti hasil Kongres Luar Biasa yang digerakkan oleh Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia atau KPSI.
"Secara nyata kan Pak Nyalla diundang ke sana untuk menandatangani 'Memorandum of Understanding' (MoU). Ya itu artinya keberadaan KPSI diakui oleh Konfederasi Sepakbola Asia atau AFC," katanya kepada wartawan di Jakarta, Senin (11/6).
Dikatakan, kalau bicara rekonsiliasi, kedua-duanya (PSSI versi Djohar Arifin dan PSSI versi La Nyalla Mattalitti, Red) harus diundang serta diajak bicara bersama-sama.
Tetapi yang jelas, menurutnya, turut dipanggilnya La Nyalla Mattalitti selaku Ketua Umum PSSI dari pihak Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI) untuk ikut menandatangani MoU, merupakan bentuk pengakuan dari AFC kepada mereka.
Hal itu dikatakan Andi setelah pihaknya menerima kepengurusan PSSI hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Ancol yang dipimpin La Nyalla Mattalitti.
La Nyalla yang didampingi sejumlah staf pengurus PSSI hasil KLB hanya melaporkan hasil pertemuannya dengan tim 'Task Force' AFC pada Kamis pekan lalu.
Disebutkan, dalam pertemuan tersebut dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dari tiga pihak, yakni PSSI, Indonesia Super League dan KPSI. MoU bikinan AFC tersebut menyebutkan, yang terlibat dalam nota kesepahaman ialah ketiga pihak tadi.
Ketiga pihak yang disebutkan oleh AFC itu masing-masing PSSI, ISL dan KPSI seperti termaktub dalam kata pembuka, yakni:
"This agreement is hereby made and entered into by and between The Football Association of Indonesia, hereinafter referred to as PSSI; The Indonesian Super League, hereinafter referred to as ISL, and The Save Indonesia Football Commitee, hereinafter referred to as KPSI".
Ketiga pihak tersebut yang masing-masing diwakili oleh Djohar Arifin, Joko Driyono dan La Nyalla Mattalitti kemudian membubuhkan tandatangannya pada halaman terakhir berkas MoU disertai dua orang saksi dari FIFA maupun AFC.
Ke depannya, Menpora meminta agar pihak-pihak terkait dapat mematuhi hasil MoU tersebut dan tidak menerjemahkannya dengan pemahaman (interpretasi) masing-masing secara berbeda.
"Dari MoU itu poin-poinnya sangat jelas. Kalau ada interpretasi-interpretasi yang berbeda tentang MoU tersebut, langsung rujuklah sesuai dengan bahasanya yang ada. Itulah yang menjadi interpretasi resmi," ujar Andi Mallarangeng.
Menteri menambahkan, pihaknya juga memberikan apresiasi kepada AFC dan FIFA yang telah memediasi, sehingga lahirnya MoU dan salah satu isinya ialah perintah membentuk Panitia Bersama (`Joint Committee`, JC).
JC ini, lanjutnya, beranggotakan dari kedua belah pihak untuk merancang konsep penyelesaian kekisruhan. "Saya juga menyambut baik supervisi dari AFC yang akan turun langsung dalam rangka implementasi secara konsisten terhadap MoU tersebut," katanya.
Ia mengharapkan, dengan adanya MoU ini, kita bisa mencapai PSSI yang kuat dan bersatu. "Lebih dari itu, kita nantinya memiliki tim nasional yang kuat pula karena diisi oleh pemain-pemain terbaik dari klub manapun," demikian Andi Mallarangeng.