REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) melaporkan perkembangan atas tuntutan pemain terkait dengan pemenuhan hak-hak pemain oleh klub anggota kompetisi Indonesia Premier League (IPL) kepada PSSI.
CEO APPI Valentino Simanjuntak di Jakarta, Jumat (15/6) mengatakan, berdasarkan informasi yang dihimpun dari anggotanya, klub hingga saat ini belum sepenuhnya memberikan progres positif atas apa yang menjadi tuntutan pemain.
"Memang, saat ini, sudah ada perkembangan. Tapi belum semuanya. Makanya, kami akan terus memantau perkembangannya," katanya di Kantor PSSI Senayan Jakarta.
Menurut dia, dengan belum terpenuhinya hak pemain, terutama dari kompetisi IPL, pihaknya langsung menginformasikan ke PSSI karena PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) selaku operator kompetisi berada di bawah naungan federasi sepak bola Indonesia.
"Permasalahan justru banyak di sini (IPL). Makanya, kami melapor ke PSSI. Kami berharap mendapatkan progres secepatnya," katanya menambahkan.
Hanya saja, kata dia, upaya untuk memperjuangan hak-hak pemain sedikit terganjal dari klub di mana pemain bernaung. Betapa tidak, hampir semua klub IPL masih menunggu kucuran dana dari konsorsium yang selama ini menyuplai dana buat klub.
Keterlambatan pembayaran hak pemain di klub IPL cukup variatif. Beberapa pemain bahkan belum membayar hak pemain hingga enam bulan. Kondisi ini jelas sangat berpengaruh terhadap kehidupan pemain yang selama ini mengandalkan gaji bulanan.
Dampaknya banyak pemain yang melakukan mogok berlatih bahkan bermain dipertandingan resmi. Klub IPL yang terkendala masalah dana diantaranya Bontang FC, Persija, dan Persema Malang. "Makanya, kami terus mengawal masalah ini. Jika tidak bisa diselesikan, bisa dilanjutkan ke proses hukum," kata Valentino menegaskan.
Kondisi yang sama terjadi di kompetisi Indonesia Super League (ISL). Hanya saja, berdasarkan pantauan dari APPI, progres dari klub dinilai lebih bagus meski hak-hak pemain belum bisa dibayarkan secara penuh.
Sementara itu, Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin mengatakan, dengan adanya laporan dari APPI, pihaknya akan segera melakukan koordinasi dengan PT LPIS selaku operator kompetisi IPL guna menyelesaikan permasalahan yang ada.
"Sebagai pemain memang sangat bergantung pada gaji. Tapi, kita sadari bahwa klub dalam kesulitan karena adanya perubahan kontrak sponsor. Makanya, kita harus mencari penyelesaian masalah ini," katanya.
Menurut dia, salah satu langkah penyelesaian masalah ini adalah mendorong sponsor agar mau memberikan bantuan kepada klub. PSSI menilai saat ini banyak sponsor yang berminat mendukung perkembangan sepak bola Indonesia.