Rabu 20 Jun 2012 07:50 WIB

Perkembangan Sepakbola (VII) Tiki-taka di Liverpool

Rep: teguh setiawan/ Red: M Irwan Ariefyanto
Logo klub Liverpool
Logo klub Liverpool

REPUBLIKA.CO.ID,Rodgers relatif sukses memainkan tiki-taka di Swansea. Pertanyaannya, apakah dia juga akan memainkan mazhab serupa di Liverpool. Sesuatu yang sulit dijawab. Liverpool tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk memainkan tiki taka, meski ada beberapa pemain yang dianggap bisa beradaptasi dengan cepat. Steven Gerrard salah satunya. Lainnya adalah penjaga gawang Pepe Reina, yang pernah berguru di La Masia, Barcelona, dan Jose Enrique.

Di Swansea, Rodgers datang ke tika tiki-taka relatif telah dimainkan dua pendahulunya; Paulo Sousa dan Roberto Martinez. Artinya, tiki-taka telah menjadi tradisi di Liberty Stadium. Di Anfield, Rodgers harus membangun tiki-taka dari nol, dengan lebih dulu mengubah filosofi pemain seniornya – terutama mereka yang telah menjadi bagian sejarah klub.

Rodgers pasti tahu dari mana dia akan memulai tugas ini, tapi tetap saja segalanya tidak akan mudah. Ketika perubahan tidak mengha silkan apa pun dalam jangka pendek, fans akan berreaksi keras, dan manajemen tertekan untuk mengambil keputusan pemecatan.

Tugas paling berat akan diem ban asisten pelatih dan analis Chris Davies. Keduanya dituntut membangun sekolah baru, yang mengajarkan generasi pemain masa depan Liverpool soal tiki-taka, dan menganalisis perkembangannya.

Segalanya memang serba sulit, tapi Liverpool harus berubah. Rodgers menawarkan tiki-taka bercitarasa Inggris kepada The Reds.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement