REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA---Kepolisian Pelabuhan Tanjung Perak dan Bonek Mania, sebutan untuk pendukung Persebaya, duduk bersama berdiskusi membahas keamanan sepak bola, khususnya ketika pertandingan.
"Bonek adalah sahabat kami dan sangat perlu untuk berdiskusi dan bicara dari hati ke hati," ujar Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Anom Wibowo di sela "cangkrukan" Polmas dengan Bonek di sepanjang Jalan Kembang Jepun Surabaya, Sabtu dini hari.
Selain berdiskusi, polisi dan Bonek juga menggelar nonton bareng perempat final Piala Eropa antara Jerman melawan Yunani yang berkesudahan dengan skor 4-2 sekaligus membawa Jerman lolos ke babak semifinal.
Selain itu, juga digelar panggung hiburan serta pemotongan kue sebagai ucapan ulang tahun ke-85 kepada Persebaya Surabaya. Puluhan hadiah juga disiapkan untuk menarik minat Bonek Mania.
Suasana benar-benar mencair. Tidak hanya para Bonek yang berdendang dan berjoget, aparat polisi dan TNI juga mengangkat tangannya, menari, dan bergoyang mengikuti alunan musik dangdut.
Hadir dalam kesempatan tersebut Kasdim Surabaya Utara Mayor Yunus dan Kepala Bakesbang Linmas Surabaya Soemarno, perwakilan PT Persebaya Sutrisno, serta 26 perwakilan elemen Bonek.
Anom Wibowo mengatakan, pihaknya merasa sangat memerlukan masukan dari Bonek sebagai langkah menyatukan perbedaan yang selama ini melekat antara polisi dengan Bonek.
Hubungan antara polisi dengan Bonek sedikit ada masalah pascakerusuhan di Stadion Gelora 10 Nopember beberapa waktu lalu. Saat itu, usai pertandingan antara Persebaya melawan Persija yang berkesudahan dengan skor 3-3, seorang Bonek bernama Purwo Adi Utomo, meninggal dunia karena kekurangan oksigen.
"Kami tidak ingin kejadian serupa terulang lagi. Yakinlah bahwa polisi juga tidak menginginkan kerusuhan, apalagi sampai timbul korban jiwa. Kami juga menyampaikan selamat ulang tahun ke-85 untuk Persebaya," kata mantan Kepala Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu Polda Jatim tersebut.
Salah satu perwakilan Bonek, Anton, mengaku prihatin dengan sikap kepolisian saat terjadi kerusuhan beberapa waktu lalu.
Ia menilai keputusan menembakkan gas air mata ke arah penonton adalah sebuah kekeliruan dan harus dibayar mahal dengan timbulnya korban luka-luka dan meninggal dunia.
"Kebetulan inikan ajang curhat sekaligus evaluasi bagi kita semua. Marilah ke depan bersama-sama menciptakan rasa aman dan nyaman. Polisi dan TNI juga pasti pendukung Persebaya maka harus saling bersinergi," kata dia.
Sementara itu, Kepala Bakesbang Linmas Pemkot Surabaya Soemarno mengapresiasi diskusi ini dan berjanji ikut aktif melakukan pengamanan, terutama saat pertandingan.
"Pemkot menyiapkan angkutan untuk suporter agar tidak menumpang truk sembarangan dan berisiko celaka. Kami juga tidak ingin adanya kerusuhan, apalagi sampai membawa korban," tuturnya.