REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Nama Yosua Pahabol tidak tampak di skuat Indonesia U-22 dalam laga terakhir babak kualifikasi Piala Asia 2013 melawan Singapura.
Ternyata pemain klub Semen Padang itu menjalani hukuman karena bertindak indisipliner. Kejadian bermula selepas kekalahan Indonesia melawan Jepang.
Pelatih tim nasional (timnas) U-22, Aji Santoso, mengatakan, Yosua tidak mengikuti makan pagi dan makan siang bersama pemain lainnya.
Penyerang berusia 18 tahun itu juga absen dalam latihan tim pada sore hari. Namun jajaran pelatih, ia katakan, tidak menerima pemberitahuan dari Yosua.
"Malam hari saya menegurnya, dan mengatakan dia tidak masuk dalam skuat (melawan Singapura)," katanya, saat dihubungi Republika, Senin (16/7).
Bagi Aji, sanksi itu dijatuhkan agar pemain bersikap displin dengan aturan yang telah dibuat. Pelatih berusia 42 tahun itu mengatakan, semua pemain mempunyai status yang sama terkait aturan yang ada.
Sehingga, menurutnya, ia tidak akan pandang bulu jika ada yang melanggar peraturan dalam tim. Contohnya ketika Yosua melakukan tindakan indispliner jelang laga terakhir skuat Garuda Muda di babak kualifikasi.
"Kalau saya biarkan, itu artinya tidak mendidik," kata mantan arsitek Persema Malang itu. Menurut Aji, pemberian sanksi merupakan konsekuensi atas pelanggaran yang dilakukan pemain. Yosua sudah mendapatkan sanksi tidak masuk dalam skuat melawan Singapura, bahkan tidak menjadi bagian sebagai pemain pengganti. Beruntung akibat tidak indisplinernya itu, pemain asal Papua itu tidak mendapatkan hukuman yang lebih berat.
"Sudah selesai sanksinya (selepas laga Singapura)," ujar pelatih kelahiran Malang itu. Di babak kualifikasi Piala Asia U-22 yang berlangsung di Pekanbaru itu, Yosua memang tidak banyak memainkan peran. Pemain bernomor punggung 21 itu hanya turun dalam laga melawan Timor Leste dan Jepang.
Yosua pun belum mampu untuk menyumbangkan gol. Pada turnamen kali ini, Yosua kalah bersinar dengan Hendra Adi Bayauw dan Agung Supriyanto.