REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Program Lingkungan PBB (UNEP) Selasa mendesak FIFA untuk menggelar Piala Dunia Brasil 2014 yang ramah lingkungan.
Suatu penelitian UNEP yang dikeluarkan di Brasilia, mengkaji pagelaran Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan dan juga menyoroti pelajaran yang harus diketahui Brasil karena negara itu akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2014 dan Olimpiade musim panas Rio 2016.
"Investasi dalam pengelolaan lingkungan kurang memuaskan. Masalah ini perlu ditangani oleh FIFA," demikian menurut hasil penelitian UNEP.
"FIFA harus mempertimbangkan kompensasi jejak karbonnya sendiri dan mendorong para timpalannya untuk melakukan hal yang sama," tambah hasil penelitian tesebut.
Laporan UNEP itu diungkapkan saat para pejabat UNEP bertemu pekan ini dengan sejumlah perwakilan dari pemerintah Brasil, FIFA dan komite Olimpiade guna mempertimbangkan langkah-langkah nyata agar membuat dua event olahraga penting itu bisa ramah dan bersahabat pada lingkungan.
Brasil sudah berjanji untuk menggelar Piala Dunia yang pertama bagi mereka itu di semua stadion yang memiliki sertifikasi ramah lingkungan, ujar Claudio Langone, kordinator pembangunan berkesinambungan bagi Piala Dunia 2014.
Sertifikasi ini akan memfokuskan diri pada pemanfaatan kembali bahan yang sudah dihancurkan, efesiensi penerangan, pemakaian energi serta pengaturan air.
Peninjauan kembali UNEP itu menunjukkan bahwa jejak karbon pada Piala Dunia 2010 Afrika Selatan jauh lebih rendah daripada yang terproyeksi, "itu karena lebih sedikitnya penonton, sistem pooling mobil dan skema Parkir dan Kendarai, dan tahap efisiensi yang mengurangi pemakaian enerji hingga kira-kira 30 persen."