Sabtu 13 Oct 2012 02:41 WIB

Senangnya! Liga Sepak Bola Pro Hadir di Afghan (3-habis)

Rep: Afriza Hanifa/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Liga Primer Afghanistan
Liga Primer Afghanistan

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL--Setelah menyaksikan para pemain melalui masa seleksi, para penonton memilih melalui SMS untuk menentukan tiga pemain. Ketiga orang ini akan bergabung dengan 15 pemain yang telah ditentukan para pelatih untuk tiap tim.

Pemain-pemain yang terpilih datang dari semua grup etnis. Ini menjadi faktor penting di negara itu, mengingat friksi antara orang-orang dengan latar belakang yang berbeda kerap menimbulkan kekerasan.

Komisaris Liga Utama Afghanistan, Said Shafir Gawari, mengatakan pada AFP bahwa ia bangga dengan apa yang mereka capai di negeri yang dilanda perang selama lebih dari 30 tahun. Ia mengatakan liga ini menawarkan harapan terhadap masa depan.

"Bagian besar dari populasi Afghanistan adalah orang-orang muda. Mereka berusia di bawah 25 (tahun). Kami akan senang untuk menyampaikan pesan kami pada mayoritas penduduk Afghanistan, dan kepada dunia, bahwa Afghanistan dapat bermain bersama, kami memiliki tim yang terdiri dari suku-suku yang berbeda," ucapnya.

Semua pertandingan Liga Utama Afghanistan dimainkan di Kabul sebagai upaya memperkecil resiko keamanan. Istimewanya, meski sekaligus ironis, turnamen ini telah mendapat restu dari Taliban.

"Di Kandahar, kami telah mengambil gambar film. Anggota tinggi dari pemberontak mendatangi kru dan berkata bahwa mereka tidak akan mengganggu proyek itu, karena hal itu baik untuk negeri ini," kata Chris McDonald, seorang penasehat kepada AFP.

Sepak bola adalah salah satu dari sedikit hiburan yang tidak dilarang Taliban saat mereka berkuasa pada 1996-2001. Kelompok ekstrem ini mengambil keuntungan dari popularitas olahraga ini untuk menjalankan eksekusi dan hukuman mereka pada saat turun minum.

Apakah hal ini dapat membantu menghapus luka yang disebabkan oleh perang selama bertahun-tahun belum dapat dipastikan, namun untuk saat ini popularitas Liga Utama Afghanistan adalah bukti bahwa "pengalih perhatian" ini sangat disambut oleh publik negeri itu.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement