REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemanggilan enam pemain Indonesian Super League (ISL) untuk memperkuat tim nasional di ajang Piala AFF sepertinya akan menemukan jalan buntu.
Pasalnya, hingga saat ini mereka masih terkendala izin dari klub masing-masing.
Seperti diketahui, pada Senin (22/10), Komite Bersama PSSI-KPSI telah melakukan rapat untuk membahas harmonisasi timnas.
Sayangnya, rapat itu berujung "deadlock", karena kedua pihak memiliki pendapat yang berseberangan.
Pihak KPSI bersikeras untuk mengajukan pelatih Alfred Riedl sebagai pelatih timnas, dan Nil Maizar sebagai asisten.
Sementara PSSI, tidak setuju dengan pendapat tersebut dan tetap akan menjadikan Nil Maizar sebagai pelatih kepala. Sedangkan Riedl kemungkinan bisa dimasukkan sebagai tim penasihat pelatih.
Kiper I Made Wirawan mengaku menyerahkan semua keputusan terhadap klub. Ia mengakatan, sebagai pemain profesional dirinya harus mengikuti segala keputusan yang dikeluarkan manajemen klub.
"Soal timnas, saya tentu menyerahkan segala keputusan kepada manajemen klub.," kata I Made Wirawan, Sabtu (27/10).
Hal sama pun dilontarkan Patrich Wanggai. Rekrutan anyar Persipura Jayapura ini juga mengaku akan mengikuti keputusan klub terkait partisipasi di timnas. "Saya ikut keputusan klub. Saya harus melakukan itu karena klub yang mengontrak dan menggaji saya," ujar Patrich.
Selain pemain yang disebut di atas, PSSI juga memanggil pemain ISL lainnya, yakni Bambang Pamungkas, Hamka Hamzah, Ahmad Bustomi. Tidak ada satupun pemain tersebut yang telah menyatakan akan bergabung bersama timnas.