REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Agum Gumelar angkat bicara mengenai kegagalan tim nasional Indonesia di Piala AFF 2012. Menurut mantan Ketua PSSI ini, kegagalan Elie Aiboy dan kawan-kawan menjadi sinyal kuat bagi sepak bola Indonesia untuk segera mengakhiri dualisme kompetisi.
Agum mengatakan, dualisme kompetisi menjadi akar permasalahan atas bobroknya prestasi timnas saat ini. Ia mengibaratkan, perjuangan timnas di Piala AFF 2012 sama halnya dengan sebuah negara yang sedang melakukan peperangan.
"Tapi bagaimana kita mau memenangkan peperangan. Kalau peperangan itu juga terjadi di antara kita (dualisme kompetisi). Tanpa adanya persatuan, tidak mungkin kita bisa memenangkan peperangan tersebut," ungkap Agum ketika berbincang-bincang dengan awak media di kediamannya di daerah Panglima Polim, Jakarta Selatan, Ahad (2/12).
Agum sangat berharap dualisme kompetisi di Indonesia dapat segera diakhiri. Menurutnya, kualitas kompetisi sangat menentukan kualitas seorang pesepak bola.
"Kompetisi itu jantung pembinaan. Seorang pemain akan mahir dan besar dari kompetisi. Tapi, kalau kompetisinya terpecah seperti sekarang ini, sangat sulit pula untuk kita menghasilkan tim yang solid," ucapnya.
Selain itu, tambah Agum, dualisme kompetisi telah memenjarakan hak para pemain untuk membela timnas. Maklum, selain Bambang Pamungkas, lima pemain Indonesian Super League lainnya tidak dapat memenuhi panggilan timnas karena takut terkena sanksi dari klub masing-masing.
"Tidak bisa dimungkiri, mereka (pemain ISL) yang dipanggil merupakan pemain yang telah memiliki pengalaman berlaga dengan timnas. Saya pun yakin sebetulnya mereka memiliki keinginan besar membela Indonesia. Dualisme harus segera diakhiri," tegasnya.