REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin, mengaku tidak keberatan dengan keputusan menggunakan voters Solo. Maklum, mayoritas peserta dari KLB Solo tahun lalu itu tidak lagi mengakui Djohar. Sehingga, timbul wacana adanya pelengseran Djohar sebagai Ketua Umum PSSI.
"Insya Allah agenda kongres sudah jelas dan sesuai dengan permintaan FIFA," kata Djohar, Kamis (6/12). Dikatakan Djohar, permintaan FIFA yang dimaksud bahwa kongres hanya membahas tiga agenda, yakni penyatuan liga, revisi statuta, dan pengembalian Exco. Jadi, tambah Djohar, tidak ada agenda pemilihan ketua baru.
Mengenai kesepakatan peserta kongres, Djohar mengaku harus melaksanakan keputusan tersebut untuk mengakomodir apa yang telah digariskan oleh MoU. "Jangan sampai kongres kita ini melanggar MoU," katanya.
Anggota JC dari KPSI, Togar Manahan Nero mengatakan, kongres nanti memang hanya fokus membahas isi MoU. Dia pun menyatakan tidak akan ada agenda pemilihan ketua baru meskipun menggunakan voters Solo. "Memang sudah sepakat menggunakan voters Solo. Tapi kongres hanya akan membahas poin-poin MoU," tegas Togar.
Seperti diketahui, poin-poin MoU khususnya penyatuan liga sudah dibahas JC sejak 12 Juli lalu. Namun sampai saat ini tidak ditemui kesepakatan ataupun solusi atas permasalahan dualisme kompetisi yang saat ini terjadi.
Hal tersebut menyulut emosi FIFA yang akhirnya mengirim surat kepada Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) pada Senin (3/12), untuk mau turun tangan membantu menyelesaikan konflik. FIFA pun menyatakan bakal memberi sanksi tegas apabila konflik sepak bola Indonesia tak dapat terselesaikan hingga 10 Desember nanti.