Sabtu 08 Dec 2012 05:20 WIB

Transformasi Klub Eropa, Bukan Sekadar Fair Games

Rep: Angga Indrawan/ Red: Indah Wulandari
Stadion Camp Nou, markas Barcelona.
Stadion Camp Nou, markas Barcelona.

REPUBLIKA.CO.ID, Sepak bola tak hanya sebatas ritual olah tubuh dan persaingan di lapangan hijau. Globalisasi olahraga tersukses yang terjadi pada dunia sepak bola, telah menjadikan olahraga berumur puluhan abad ini menjadi salah satu kekuatan sosial yang mampu mengubah perilaku masyarakat.

Sosiolog John C. Phillips dalam bukunya Sociology of Sport menyebut transformasi yang terjadi pada olahraga ini sangat berpengaruh positif terhadap aktivitas dan ruang gerak masyarakat.

Seperti sepak bola Eropa yang menjadi pionir terdepan dalam gagasan sepak bola sebagai pegiat sosial. Belum lama ini pula, salah satu klub elit Eropa, Barcelona menghangatkan kembali sentuhan sosialnya kepada masyarakat.

La Blaugrana, mencoba memanfaatkan sejumlah potensi kepengaruhannya untuk menjajal kampanye 'Stop Merokok' bagi masyarakat Eropa. Pilihan kampanye sosial ditahbiskan dari data statistik yang menunjukkan, setidaknya ada 700 ribu warga Eropa yang meninggal tiap tahunnya karena aktivitas merokok.

Walhasil, FC Barcelona pada akhir pekan kemarin merilis program terbaru Quit Smoking with Barcelona. Kegiatan ini merupakan inisiatif komisi sepak bola Eropa yang bekerjasama dengan FC Barcelona untuk menyelamatkan kehidupan para perokok khususnya di tanah Eropa.

Kegiatan ini sebenarnya telah dilakukan Komisi sepak bola Eropa sejak 2010. Kendati demikian, Barcelona resmi baru menjadi mitra di akhir tahun ini. Dipilihnya el Barca, tidak terlepas dari pengaruh kuat dan jumlah fans yang tersebar di seluruh penjuru dunia.

Seperti yang diketahui, lembaga riset Amerika Sport+Markt, belum lama ini menyebut Azulgrana memiliki penggemar hingga mencapai 270 juta.

"Kami di FC Barcelona sangat bangga telah terpilih sebagai klub sepak bola pertama yang berkolaborasi dengan Komisi Eropa, terutama untuk kampanye penting ini," ujar Presiden Barcelona, Sandro Rossel seperti dikutip laman resmi klub, belum lama ini.

Keputusan bersedianya Barcelona, juga tidak terlepas dari upaya Barcelona di balik upaya mengkampanyenyan Camp Nou--Stadion Barcelona, menjadi area bebas asap rokok. Otomatis, program "Quit Smoking with Barcelona", sejumlah punggawa Barcelona seperti Andres Iniesta, Xavi Hernandez, dan Carles Puyol, menjadi duta terdepan menyerukan para Barcelonistas di penjuru Eropa untuk berhenti merokok.

Kampanye ini, juga secara khusus dimudahkan via dunia maya lewat aplikasi on line dan mobile yang dinamakan iCoach FCB. Melalui situs www.quitsmokingwithbarca.eu, Aplikasi ini nantinya berisi tips pribadi, informasi serta motivasi pentingnya berhenti merokok.

Tips ini pun tak hanya datang dari para pemain, tokoh-tokoh sentral El Barca lainnya seperti entrenador Tito Vilanova bahkan Sandro Rosell, ikut mengisi program sosial Barcelona tersebut. Kegiatan sosial yang dilakukan pemain Azulgrana ini pun bukan kali pertamanya. Pada 2010 silam, Barcelona juga turut memberikan kepeduliannya terhadap para pasien rumah sakit di Negeri Matador.

Klub Katalan ini memang berusaha membuktikan slogan mereka "Mes Que un Club" (lebih dari sekedar klub) lewat aksi-aksi sosialnya.  Sebelum program terbarunya ini, Barca juga telah sukses mengadakan kegiatan sosial yang bertajuk "A Dream for a Present".

Melalui Lembaga CSR Barcelona Foundation, sejumlah bintang Barcelona pun menyempatkan diri mengunjungi sedikitnya tujuh rumah sakit di Spanyol. Dengan membawa 4 ribu bingkisan, Carles Puyol, Messi dan kawan-kawan lainnya datang menjenguk, menghibur, dan berfoto bersama para penghuni rumah sakit maupun pasien di sana.

DFB Kampanyekan Hidup Sehat

Perilaku hidup sehat dan menjaga lingkungan sosial, tak hanya dilakukan salah satu klub seperti Barcelona. Sebelumnya, secara menyeluruh, Asosiasi Sepak Bola Jerman Deutsche Football Association (DFB) telah mengklaim dirinya sukses mengkamapnyekan aksi tersebut.

Pada Oktober silam, DFB sukses menjadi mitra utama Asosiasi sepak bola Eropa (UEFA) dalam salah satu workshop lingkungan sehat di Boznia Herzegovina.DFB terpilih menjadi rekan dalam kegiatan yang bertajuk European governing body's recent inaugural corporate social responsibility (CSR) workshop.

UEFA, yang menggagas bahwa sepak bola memiliki kewajiban sebagai penyelamat sosial, menganggap DBF menjadi Federasi yang paling sukses menjaga lingkungan stadionnya. Langkah DFB diawali dengan setiap klub, pemain, hingga para suporter tim untuk bergabung dalam program tersebut.

Perkembangan proyek sosial ini pun menuai hasil. Bundesliga, sukses menjadi liga percontohan dengan lingkungan stadion terbaik di Eropa hanya dalam waktu dua tahun. Tepat di awal pembuka 2010, Direktur DFB Willi Hank, menggagas program tersebut.

 Pembenahan stadion yang bersih, bebas asap rokok, serta anti vandalisme, menjadi agenda terkuat yang ia canangkan. "Kami juga mengkampanyekan soal bagaimana para pendukung bisa menerima perbedaan, saling menghargai dan menjadi mitra yang kooperatif," ujar Hink dalam salah satu riwayat wawancara di laman resmi UEFA.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement