REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kisruh antara Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) dengan Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI) yang tak tak kunjung usai menuai keprihatinan dari wakil presiden FIFA sekaligus anggota komite eksekutif Asian Football Confederation (AFC) Pangeran Ali bin Al Hussein. Dia pun menilai jika sanksi suspensi diberikan FIFA kepada Indonesia maka KPSI dan PSSI layak disalahkan.
"Saya sudah melihat betapa pentingnya sepakbola bagi masyarakat Indonesia dan masalah ini harus segera diselesaikan. Anda (Indonesia) tidak dapat memiliki dua liga dalam satu negara dan itu adalah masalah mendasar yang harus diselesaikan," kata Pangeran Ali.
Pangeran Ali mengatakan pihaknya telah berusaha melakukan yang terbaik melalui pembentukan tim task force AFC beberapa waktu lalu, akan tetapi kedua kubu masih belum ada itikad untuk berdamai. Hal inilah yang menyebabkan persoalan tak kunjung usai.
"Kami telah mencoba langkah terbaik untuk mengatasi masalah ini. Namun ini benar-benar mengerikan ditambah lagi permasalahan kematian pemain. Karena itu masalah ini harus segera dituntaskan," katanya.
Ia menambahkan semua stakeholders dalam sepak bola Indonesia harus menyadari hal tersebut. ''Jika mereka ingin melayani masyarakat maka mereka harus menyelesaikan perbedaan itu,'' kata Pangeran Ali.
Ia menambahkan sanksi tersebut tak hanya berdampak pada PSSI namun juga berdampak kepada para pecinta olahraga. Sepak bola Indonesia saat ini sedang menunggu hasil keputusan dari FIFA yang akan bersidang pada Jumat (14/12) mendatang di Tokyo, Jepang.
FIFA telah memberi tenggat waktu kepada Indonesia untuk menyelesaikan berbagai permasalahan dalam sepak bola Indonesia hingga 10 Desember. Bila FIFA menilai Indonesia gagal dalam penyelesaian masalah tersebut maka Indonesia akan terkena sanksi suspensi. Sanksi itu akan melarang Indonesia bermain atau berhubungan dengan liga-liga yang berafiliasi dengan FIFA.