REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang sidang komite eksekutif FIFA untuk menentukan nasib persepakbolaan Indonesia, perang pernyataan terjadi di situs jejaring sosial Twitter antara sejumlah pendukung Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) dengan para pendukung Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI).
Para pendukung yang meminta PSSI tidak dijatuhi sanksi menandai pernyataan mereka dengan hashtag #NoFIFAsBanForIndonesia. Salah satu pendukung PSSI di antaranya adalah akun @skuatgaruda.
''Agar kampanye #NoFIFAsBanForIndonesia efektif, mari suarakan terus sampai #SkuatGaruda benar-benar bebas dari sanksi FIFA,'' kicau @skuatgaruda.
Dukungan juga diberikan oleh akun @Footballnesia. ''Era Hindia Belanda juga ada dualisme. Wajar, karena sepakbola jadi alat perjuangan bangsa,'' kicau @Footballnesia.
Sementara itu, hal berbeda ditunjukan oleh akun @officialKPSI. ''Bapak La Nyalla: Djohar akan saya usir seperti Nurdin Halid,'' kicau @officialKPSI.
Hal yang sama juga disampaikan akun @Mahmud73. ''Bakalan ikut demo ke kantor pssi,'' kicau @mahmud73 menanggapi @officialkpsi tentang rencana jika PSSI besok disanksi FIFA.
Sementara itu, akun resmi dari Sekretaris Jenderal PSSI, Halim Mahfudz, @limmahfudz, menggambarkan kondisi delegasi PSSI saat bertemu dengan perwakilan FIFA. Halim mengungkapkan pihak PSSI telah bertemu dengan Presiden FIFA Sepp Blatter dan dan Plt Presiden AFC Zhang Jilong.
"Jilong menyatakan dukungannya kepada PSSI. Jilong banyak beri masukan sangat tepat. kami saling jabat tangan dengan akrab. Syukur sekarang. PSSI sebagai federasi sah tak berbuat salah dan hukuman tak tepat untuk PSSI kata mereka. Kami akan dukung, kalian tak berhak dihukum,'' kicau Halim menjelaskan suasana pertemuan dengan FIFA dan AFC.