REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) mengajak pesepak bola Indonesia bersikap tegas menyikapi permasalahan penunggakan gaji.
CEO APPI, Valentino Simanjuntak menyarankan seluruh pemain tanah air memboikot kompetisi musim 2012/2013 apabila masih ada klub yang menunggak gaji kepada para pemainnya.
Menurutnya, hal itu wajib dilakukan untuk memberikan pelajaran kepada klub-klub bermasalah. "Harus ada sikap tegas agar hak para pemain tidak dilanggar lagi," kata Valentino kepada Republika, Senin (17/12).
APPI, kata Valentino, tidak akan bisa berbuat banyak menanggulangi permasalahan gaji apabila tidak mendapat dukungan dari para pemain. Diungkapkannya, wacana boikot juga sudah ada sejak dulu. Namun, karena tidak ada dukungan dari para pemain, hal tersebut urung terlaksana.
Sebab itu, Valentino berharap kali ini para pemain bisa bersatu demi memajukan sepak bola Indonesia dan berjuang demi kehidupan masing-masing.
"Semua itu tergantung kesiapan teman-teman pemain. Kita tentu menganjurkan semuanya untuk bersikap tegas berjuang demi hak masing-masing," katanya.
Meski begitu, APPI juga telah menyiapkan langkah-langkah tersendiri apabila permasalahan gaji tak kunjung terselesaikan hingga kompetisi musim depan dimulai. APPI bakal melaporkan operator liga dan klub bermasalah kepada Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA).
Sebelumnya, APPI merilis daftar klub yang menunggak gaji pemain. Di dalam daftar tersebut tecatat hanya sembilan klub di kompetisi ISL dan IPL yang tidak memiliki masalah pembayaran gaji pemain.
Klub Indonesian Super League (ISL) yang tidak bermasalah adalah Persipura, Mitra Kukar, Persiram, Persegres, Persisam, Persib. Sementara di kompetisi IPL hanya ada tiga, yakni Semen Padang, Persebaya dan Arema,
Klub ISL PSPS Pekanbaru menjadi klub yang paling banyak menunggak gaji (10 bulan). Sedangkan Klub IPL Bontang FC tercatat menunggak gaji selama 6-7 bulan.