REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI) melakukan serangan balik terkait desakan banyak pihak agar pemerintah membubarkan organisasi tersebut. Menurut Ketua KPSI, La Nyalla Mattalitti, dibatalkannya sanksi FIFA terhadap Indonesia adalah berkat organisasi yang dipimpinnya tersebut.
“Yang menjadi penyelamat sehingga Indonesia tidak kena sanksi dari FIFA itu adalah KPSI," ujar La Nyalla seperti dilansir dari akun Twitter resmi KPSI, @officialKPSI.
Menurut La Nyalla, PSSI yang ada saat ini sudah tidak bisa diakui lagi. Bahkan menurutnya FIFA salah karena memutuskan menyerahkan permasalahan yang dihadapi saat ini kepada AFC.
"PSSI sudah mati, sudah tidak bisa. Mau diperpanjang atau tidak, urusannya tetap dengan anggota," katanya. "Buntutnya tetap mati karena PSSI ini bukan milikinya FIFA, bukan miliknya AFC...(PSSI) bukan milik PSSI...bukan milik Djohar (Arifin), tetapi milik anggota," tambahnya.
La Nyalla mengungkapkan, sampai mati dirinya tidak akan menyerah dari PSSI pimpinan Djohar. "Sampai mati saya tidak akan minta maaf, justru mereka (PSSI) yang harus minta maaf," katanya. "(Mereka telah mengkhianati) Hasil kongres Bali tidak dilaksanakan dan tidak dihargai," sambungnya.
Ia pun mengklaim bahwa dirinyalah yang saat ini yang sebenarnya memimpin PSSI, terlebih setelah diselenggarakannya kongres di Jakarta yang dihadiri para voters yang menurutnya sah.
"Saya didukung mayoritas angggota PSSI, siap melibas siapa pun yang bersikap lembek sama PSSI," katanya. "Pengelola liga tunduk di bawah KPSI. Mereka tidak bisa bertindak sepihak tanpa persetujuan seluruh anggota," tuturnya.
Ia pun mendesak diadakannya Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI ulangan. "KLB (ulang) satu-satunya jalan akhiri dualisme saat ini," katanya.
Kemarin, Anggota satgas PSSI dan juga Ketua KONI Tono Suratman siap menggulirkan Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI. Sikap Tono ini sejalan dengan langkah KPSI.