REPUBLIKA.CO.ID, Kiper Galatasaray, Fernando Muslera, dikartu merah wasit pada menit ke-89 dalam laga melawan Elazigspor, beberapa waktu lalu. Kartu merah ini menjadi petaka bagi Galatasaray karena batas maksimum pergantian pemain sudah digunakan oleh juara bertahan Liga Turki itu.
Celakanya, pelanggaran yang dilakukan Muslera terjadi di kotak penalti. Itu artinya Galatasaray harus menghadapi hukuman penalti tanpa seorang kiper. Pada saat situasi genting itu, gelandang bernomor 10, Felipe Melo, memberanikan diri untuk mengambil sarung tangan kiper milik Muslera.
Melo yang berposisi sebagai gelandang jangkar pun siap menghadapi penalti Elazigspor pada menit paling akhir pertandingan. Bila penalti itu gagal ditahan Melo maka Galatasaray harus rela membuang kemenangan 1-0 yang telah di depan mata. Segala tekanan itu pun akhirnya dihadapi Melo
Prit …! Pluit tanda eksekusi penalti ditiup wasit. Pemain Elazigspor mengeksekusi bola ke arah kanan gawang yang dijaga Melo. Bola meluncur keras. Melo pun sontak bergerak ke kanan. Dan, penalti itu pun mampu dihalau sang gelandang Galatasaray secara gemilang sambil menjatuhkan diri.
Secara gemilang pula, Galatasaray mampu mengunci kemenangan 1-0 di kandang Elazigspor. “Luar biasa. Ini mungkin salah satu aksi terbaikku di atas lapangan,” ujar Melo yang sumringah seusai laga seperti dikutip Sky Sports.
Aksi yang dilakukan Melo itu pun menambah “keajaiban” yang dilakukan pemain nonkiper dalam menghalau penalti lawan. Jauh sebelum aksi Melo, penyerang Republik Irlandia, Niall Quinn, mencetak aksi ajaib dalam menggagalkan penalti.
Saat itu, Quinn yang membela City pada musim 1990/1991 tampil sebagai penjaga gawang darurat setelah kiper City, Tony Coton, diusir wasit. Momen jelang akhir babak pertama itu pun mampu dituntaskan Quinn secara gemilang.
Dengan tubuh menjulang setinggi, 192 cm, Quinn mampu menjangkau sepakan penalti penyerang Derby County, Dean Saunders. Aksi Quinn pun memastikan kemenangan City 1-0. Hebatnya, gol kemenangan City dicetak pula oleh Quinn.
Namun, tidak semua pemain sukses saat disulap tampil sebagai kiper. Rio Ferdinand contohnya yang tampil sebagai penjaga gawang darurat Manchester United pada laga Piala FA melawan Portsmouth musim 2008.
Saat itu, Ferdinand yang diuji untuk menggantikan posisi Tomas Kuszczak yang cedera, gagal menghalau penalti Portsmouth yang dieksekusi Sulley Muntari. United pun kalah 0-1 dan tersingkir dari Piala FA.
Kisah lebih buruk dicatatkan mantan pemain Inggris dan Newcastle United, Peter Beardsley, pada Liga Inggris musim 1986. Aksinya menjadi kiper dadakan saat Newcastle United bertandang ke West Ham justru berujung sejarah buruk. Gawang yang dikawal Beardsley jebol delapan kali. Bahkan, seorang bek West Ham, Alvin Martin, mampu mencetak hattrick ke gawang kiper yang bukan kiper.