REPUBLIKA.CO.ID, Bendera Indonesia masih berkibar di laman resmi Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA), Kamis (13/12) malam. Dari laman itu, informasi perihal sepak bola Indonesia bisa diperoleh.
Begitu kursor di monitor memilih bendera Indonesia, laman FIFA akan membawa Anda menengok profil Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). "PSSI berdiri pada 1930, bergabung ke FIFA pada 1952 dan hingga Kamis (13/12) tetap tercatat sebagai anggota resmi FIFA," begitu penggalan informasi di laman FIFA.
Di sisi kanan laman, tertuang informasi prestasi sepak bola Indonesia yang diakui dunia. Sayangnya, hanya empat kata yang mewakili prestasi sepak bola Indonesia. Prestasi itu terangkum dalam kalimat FIFA World Cup Appearances 1938 (Penampilan di Piala Dunia 1938). Tetapi, jangan buru-buru mengira prestasi tampil di Piala Dunia itu ditorehkan tim nasional Indonesia. Ternyata, satu-satunya prestasi terjadi saat negeri ini masih dijajah Belanda pada 1938. Kala itu, Indonesia masih bernama Hindia Belanda.
Sejatinya, Indonesia juga pernah memenangi dua ajang SEA Games pada 1987 dan 1991. Tetapi, dua prestasi itu tidak diakui FIFA. Walhasil, sejak Indonesia merdeka, belum ada sebiji pun prestasi yang diakui FIFA.
Data lain di laman FIFA menunjukkan fakta mengejutkan. Jumlah pesepak bola di Indonesia mencapai tujuh juta orang! Sebagai perbandingan, juara dunia Spanyol dan Argentina hanya punya dua juta pesepak bola.
Sekalipun tujuh juta pesepak bola belum memberi prestasi, tapi 1.000 pengurus sepak bola mampu membuat Indonesia mendunia. FIFA mencatat, Indonesia memiliki 1.069 pengurus dan ofisial. Dari jumlah itulah, sepak bola Indonesia dikenal karena sisi kontroversinya.
Pada 1998, Indonesia bahkan mampu menampar seorang Sepp Blatter yang baru dua bulan menjabat Presiden FIFA. Indonesia membuat Blatter harus menggelar sidang darurat FIFA akibat insiden "sepak bola gajah" saat melawan Thailand di Piala Tiger 1998.
Seusai sidang itu, pelatih Indonesia Rusdi Bahalwan dijatuhi sanksi. Sanksi terberat diberikan kepada Mursyid Effendy yang divonis FIFA larangan bermain seumur hidup.
Pada tahun yang sama, sepak bola Indonesia mendapat sorotan dunia akibat kasus mafia wasit yang menjerat sosok pengadil top, Djafar Umar. FIFA kembali dibuat bekerja oleh Indonesia pada April 2010. Kali ini, kisruh pemilihan ketua umum PSSI di Kongres Pekanbaru 2010 membuat FIFA mengadakan rapat Komite Darurat. Rapat itu memutuskan untuk menjatuhkan sanksi pada empat tokoh yang terlibat konflik: Nurdin Halid, Nirwan Bakrie, Arifin Panigoro, dan George Toisutta. Indonesia saat itu masih beruntung karena FIFA urung menjatuhkan sanksi pada PSSI.
Hanya dua tahun berselang, FIFA kembali dipaksa menggelar rapat terkait kisruh sepak bola Indonesia. Kisruh melibatkan PSSI yang diketuai Djohar Arifin Husin dengan Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI). Untuk kedua kalinya pula, FIFA masih memberi ampunan pada PSSI.
Segala cerita kontroversi itu pun berlanjut pada Jumat (14/12) ini. Untuk ketiga kalinya sepanjang dua tahun terakhir, FIFA dipaksa mengadakan rapat. Mantan wakil presiden Jusuf Kalla sampai angkat suara untuk mengomentari kekacauan ini. "PSSI kacau karena tidak ada prestasi," kata JK kepada wartawan, Rabu (12/12).