REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI) memberi isyarat melepas pemain Indonesian Super League (ISL) untuk membela tim nasional Indonesia di ajang kualifikasi Piala Asia 2015.
Ketua KPSI La Nyalla Mattalitti mengaku sudah mengetahui adanya rencana manajemen timnas PSSI yang akan memanggil kembali para pemain ISL.
Menanggapi hal tersebut, La Nyalla mengaku belum mau mengambil keputusan untuk mengizinkan atau melarang pemain ISL. Dia menyerahkan segala keputusan tersebut kepada tim Task Force sepakbola bentukan pemerintah.
"Kami menyerahkan semua itu ke Task Force. Kalau mereka mengizinkan mengapa tidak," kata La Nyalla di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (20/12).
La Nyalla mengungkapkan, langkah itu dilakukan KPSI karena berusaha menghargai Task Force sebagai pihak yang kini menjadi penengah konflik antara PSSI dan KPSI.
Meski begitu La Nyalla tidak mau dianggap keputusan tersebut lantaran dirinya mau berdamai dengan PSSI. Dengan tegas menyatakan dia tidak akan mau berkompromi lagi dengan PSSI dan akan terus menegakkan keberadaan KPSI.
Bahkan, La Nyalla beserta tiga rekannya Roberto Rouw, Tony Apriliani, dan Erwin Budianto yang merupakan mantan Exco PSSI sepakat tidak akan memenuhi panggilan PSSI untuk melakukan rapat Exco pada Januari 2013. Alasannya karena mereka tidak ingin melayangkan permohonan maaf seperti yang disyaratkan PSSI.
"Haram bagi kami untuk minta maaf. Mereka yang harusnya meminta maaf. Sesuai MoU kami ini dikembalikan tanpa syarat," ungkap La Nyalla.