Sabtu 22 Dec 2012 20:45 WIB

Timnas Harus Terus Berjuang tanpa Pemain ISL

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Karta Raharja Ucu
Ketua KPSI, La Nyalla Mattalitti (tengah).
Foto: FOTO ANTARA/Yudhi Mahatma/ss/ama/12
Ketua KPSI, La Nyalla Mattalitti (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Permintaan KPSI agar Task Force mengambil alih Timnas Indonesia dinilai ngawur. KPSI sudah tidak lagi mellihat adanya kepentingan nasional, kata pengamat sepak bola, Budiarto Shambazy.

Padahal timnas salah satu alat perjuangan untuk mengharumkan nama Indonesia di mata negara-negara lain.

Budiarto mengaku sangat memahami adanya konflik yang terjadi antara PSSI dan KPSI. Namun seharusnya, konflik dualisme kepemimpinan itu jangan sampai merugikan para pemain dan timnas.

"Sekarang giliran Task Force yang jadi tameng KPSI," katanya di Jakarta, Sabtu (22/12).

Kondisi itu menurut Budiarto, peluang pemain ISL membela Timnas Indonesia pada kualifikasi Piala Asia 2015 sangat kecil. (baca: Pengamat: KPSI Kian Ngawur).

Karenanya, Budiarto berpesan kepada manajemen timnas agar terus melakukan persiapan sebaik mungkin dan tidak berharap mendapat jasa pemain ISL.

"Timnas harus tetap yakin berjalan dengan baik meski tanpa pemain ISL," tegasnya.

Klasemen Liga 1 2024/2025
Pos Team Main Menang Seri Kalah Gol -/+ Poin
1 Persebaya Surabaya Persebaya Surabaya 11 7 3 1 11 5 24
2 Persib Bandung Persib Bandung 11 6 5 0 19 11 23
3 Pusamania Borneo Pusamania Borneo 11 6 3 2 16 9 21
4 Bali United Bali United 11 6 2 3 16 7 20
5 Persija Persija 11 5 3 3 16 5 18
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement