REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Anggota Komite Eksekutif PSSI hasil KLB Ancol Tony Aprilani di Jakarta, Selasa (25/12), mengatakan, PSSI jangan mengajari masyarakat tak memahami aturan berorganisasi dengan dalih kepentingan nasional.
"Masyarakat jangan dibodohi dan jangan membuat bodoh masyarakat. PSSI tidak bisa seenaknya memanggil pemain dari klub ISL untuk ke Timnas," ujar Tony Aprilani.
Hal itu dikatakan dia terkait dengan pemanggilan pemain yang dilakukan oleh PSSI untuk ke Timnas Pra Piala Asia, dan Tony melihat hal-hal prinsip masih belum ditegakkan sehubungan dengan kisruh dualisme organisasi PSSI yang hingga kini masih belum tuntas.
Tony mengatakan, klub-klub Indonesia Super League (ISL) dipastikan tak akan melepas pemainnya ke PSSI Djohar Arifin, menyusul pemanggilan sejumlah pemain ISL untuk masuk skuad timnas PSSI Djohar Arifin.
"Jangan didik masyarakat untuk tidak menghormati aturan berdalih kepentingan nasional. Klub-klub ISL adalah klub yang menurunkan Djohar Arifin dan telah memilih Komite Eksekutif PSSI yang baru di Kongres Luar Biasa Ancol pada 18 Maret 2012 lalu. Bagaimana mungkin logikanya mereka akan melepas pemain? Kan mereka sudah tidak mengakui Djohar?" ujarnya.
Lebih lanjut Ketua Pengprov PSSI Jawa Barat itu melihat pemanggilan pemain ke Timnas yang dilakukan PSSI tak lain hanya untuk pencitraan semata, untuk menggiring opini masyarakat jika klub ISL tak melepas pemainnya maka ISL yang bersalah.
Mengenai kualitas Timnas, Tony mengingatkan PSSI hasil KLB Ancol sudah memiliki Timnas sendiri yang diisi pemain-pemain terbaik dari klub-klub ISL, dan juga didampingi pelatih terbaik untuk seukuran Indonesia, yakni Alfred Riedl.
"Formasi tim sudah terbentuk sejak persiapan piala AFF kemarin dan Timnas dari ISL memang berikutnya diproyeksikan ke Piala Asia. Tinggal dikumpulkan saja. Riedl kita panggil lagi.
Bukan sesuatu yang berlebihan jika klub-klub ISL tidak bersedia melepas pemainnya, karena ini soal prinsip, dan jangan mengajari masyarakat untuk tidak menghormati dan mematuhi prinsip," jelasnya.
Mengenai turun tangannya KONI Pusat untuk mempersiapkan Timnas ke SEA Games, Tony mengaku setuju dengan gagasan tersebut. Sebab, dalam situasi seperti ini peranan pemerintah memang diperlukan dan sesuatu yang sah dengan mengingat peranan KONI dan juga izin FIFA dalam mengatasi dualisme organisasi dan dualisme Timnas.
"Silakan pemerintah melalui KONI memilih Timnas mana yang terbaik untuk mewakili Indonesia. Tinggal dipilih aja, Timnas mana yang akan dikirim. Apakah Timnas dari PSSI KLB atau Timnas PSSI Djohar, silakan saja," pungkasnya.