REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI) menyambut baik langkah Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo yang akan mengambil tindakan tegas dalam menyelesaikan konflik sepak bola nasional. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua KPSI La Nyala Mahmud Matalitti.
"Memang harusnya seperti itu," kata La Nyalla ketika dihubungi Republika, Ahad (13/1).
Menurut La Nyalla, seharusnya PSSI itu hanya ada satu dan anggotanya sesuai dengan voters Solo. "Sekarang masalahnya, anggota voters Solo yang di Djohar ada berapa, kami jauh lebih banyak anggota voters Solo," katanya.
La Nyalla mengaku optimistis jika KPSI tak akan dibubarkan. Menurutnya, berdasarkan MoU antara KPSI dan PSSI yang ditanda tangani di Kuala Lumpur, KPSI hanya bisa dibubarkan jika diselenggarakan Kongres Luar Biasa dengan dihadiri anggota voters Solo.
"Kalau KPSI dibubarkan maka PSSI Djohar juga akan mati," kata La Nyalla
Hingga kini, La Nyalla masih enggan membeberkan rencana apa yang akan dilakukan jika KPSI memang benar-benar dibubarkan oleh pemerintah dalam hal ini Kemenpora. "Itu rahasia, kami tak bisa beberkan," katanya.
Sementara itu, terkait sanksi, KPSI mengaku siap menerimanya. "Yang disanksi kan PSSI Djohar Arifin. Kami akan tetap jalan seperti bisanya," katanya.