Jumat 18 Jan 2013 01:19 WIB

Demi Fair Play, Platini Menjegal Paris Saint-Germain

Rep: Adi Wicaksono/ Red: M Irwan Ariefyanto
Michel Platini
Foto: AP
Michel Platini

REPUBLIKA.CO.ID,PARIS—Presiden Konfederasi Sepak Bola Eropa (UEFA) Michel Platini tak main-main dengan aturan Financial Fair Play (FFP) yang diperkenalkannya. Platini bahkan sampai terjun langsung ke Prancis untuk membahas aktivitas transfer salah satu anggota Ligue 1, Paris Saint-Germain (PSG).

Platini dilaporkan mendatangi parlemen Prancis untuk menjelaskan aturan main financial fair play. Ia meminta parlemen Prancis untuk menyesuaikan diri dengan klausul break-even (titik impas) sebagaimana diatur di FFP. Klub-klub Prancis saat ini masih dalam lisensi khusus dalam Direction Nationale du Contole de Gestion (DNCG) yang tak mengadopsi aturan break-even. "Presiden bertemud dengan parlemen (Prancis) pagi ini. Pihak parlemen mengundangnya untuk menjajaki kemungkinan melakukan amandemen terhadap regulasi itu (break-even)," kata juru bicara UEFA Thomas Giordano seperti dilansir Soccerex, Kamis (17/1).

Aktivitas transfer PSG kembali menjadi sorotan pada bursa musim dingin ini. Klub kaya milik investor asal Qatar ini baru saja menyelesaikan pembelian bintang Lucas Moura senilai 40 juta euro (sekitar Rp 516 miliar). Sejak 2011 lalu, PSG telah menggelontorkan dana di kisaran 250 juta euro (Rp 3,2 triliun) untuk mendatangkan pemain-pemain baru.

Presiden PSG, Nasser Al Kelaifi, menyatakan tidak akan menghentikan investasinya di bursa transfer. Menurut dia, aturan pembatasan dana transfer sesuai pemasukan klub tidaklah adil."Kami akan terus berinvestasi. Itu penting untuk menjadi salah satu klub terhebat di Eropa. Klub-klub lain telah berinvestasi lebih dari 20 tahun, sedangkan kami baru satu setengah tahun," ujarnya.

PSG baru-baru ini melakukan kesepakatan komersial baru dengan Qatar Tourism Authority (QTA). Dalam kesepakatan itu, QTA akan menggelontorkan 200 juta euro (Rp 2,5 triliun) per tahun hingga 2016. Kesepakatan ini bernilai dua kali lipat dari total pendapatan klub pada musim 2010-2011.

Pembahasan financial fair play juga berlangsung alot di Inggris. Sejumlah klub masih enggan menerima aturan pembatasan gaji pemain. Perdebatan sengit terjadi dalam pembahasan boleh tidaknya pemilik klub menalangi defisit gaji pemain.

Sejumlah klub besar Liga Primer Inggris, seperti Manchester United, Arsenal, Tottenham Hotspur dan Liverpool dilaporkan telah menerima pembatasan gaji. "Tujuh atau delapan klub masih menentang. Kami sendiri siap mengikuti apa saja yang menjadi kesepakatan 14 klub," ungkap CEO Manchester United David Gill.

Beberapa klub yang masih menentang penerapan aturan ini adalah Manchester City, Chelsea, Fulham, dan West Bromwich Albion. Sesuai regulasi FA, aturan baru tentang pembatasan gaji pemain ini baru bisa disahkan jika telah disepakati oleh minimal 14 klub. Pembahasan berikutnya akan digelar awal Februari mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement