REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin enggan menanggapi serius permintaan Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI) agar dirinya segera mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum PSSI.
Djohar bahkan mengaku belum menerima surat tertanggal 25 Januari 2013 yang ditandatangani Sekjen KPSI Togar Manahan Nero tersebut. "Tidak ada surat dari mereka yang masuk ke saya," ucap Djohar ketika dikonfirmasi, Sabtu (26/1).
Isi surat tersebut menyatakan bahwa Djohar sudah tidak lagi menjadi Ketua Umum PSSI setelah terselenggaranya Kongres Luar Biasa (KLB) di Ancol Jakarta pada 18 Maret 2012. Melalui kongres itu, lebih dari 2/3 anggota PSSI sudah tidak mempercayai kepemimpinan Djohar Arifin, dan akhirnya memilih La Nyalla Mattalitti sebagai ketua umum baru.
Mengenai pernyataan yang menyebut dirinya sudah tidak lagi menjadi Ketua Umum PSSI, Djohar meminta kepada semua pihak untuk kembali melihat keputusan Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) tanggal 16 Maret 2012. Saat itu, kata Djohar, CAS tidak menggubris permintaan KPSI menggelar kongres di Ancol.
Pada tanggal 18 Maret 2012, PSSI dan KPSI memang menggelar kongres secara bersamaan di tempat yang berbeda. PSSI di Palangkaraya, sementara KPSI di Ancol. "Tentunya sudah menjadi bukti bahwa kongres di Ancol tidak sah," tuturnya.