REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Liga Indonesia (LI) meminta Menpora Roy Suryo meninjau ulang rencana pembubaran kompetisi Indonesia Super League (ISL). Hal itu dinilai bukan keputusan yang tepat.
Sekretaris LI, Tigor Shalom Boboy mengatakan, pemerintah tidak bisa memukul rata alasan pembubaran ISL hanya karena masih ada tunggakan gaji. Sebab, tidak semua klub ISL yang bermasalah dengan pembayaran gaji pemain.
"Kalau dibubarkan, bagaimana nasib klub-klub ISL yang tidak bermasalah. Ini tidak fair," kata Tigor, Selasa (2/5).
Selain itu, pembubaran kompetisi justru juga akan mengorbankan pemain. Terlebih para pemain yang sudah menandatangani kontrak dengan klub yang kondisi keuangannya tidak bermasalah.
Sejauh ini, ada enam klub ISL yang tidak bermasalah. Yakni Persib Bandung, Mitra Kukar, Persipura Jayapura, Persiram Raja Ampat, Persisam Samarinda, Persegres Gresik.
"Kalau tiba-tiba kompetisi dihentikan, itu berarti kontrak pemain juga diputus dan tidak akan mendapatkan pendapatan. Apa pemerintah mau tanggung jawab?," ucapnya.