REPUBLIKA.CO.ID, NELSPRUIT -- Wasit asal Tunisia, Slim Jdidi, dihukum setelah dianggap membuat terlalu banyak kesalahan saat memimpin laga Burkina Faso versus Ghana Kamis (7/2) dini hari lalu.
Konfederasi Sepakbola Afrika (CAF) tak senang melihat begitu banyaknya kesalahan yang dibuat Jdidi di laga sepenting itu. Mereka pun menjatuhkan hukuman berupa larangan memimpin pertandingan sampai batas waktu yang belum ditentukan kepada Jdidi.
"CAF tidak senang dengan standar perwasitan pada laga itu," ujar Sekjen CAF Hicham El Amrani.
"Kami tahu mereka bisa membuat kesalahan, tapi kami mengharapkan level perwasitan yang lebih baik. Mereka dinilai berdasarkan kinerja masing-masing dan berdasarkan kinerjanya maka wasit dari Tunisia kini dihukum selama periode yang akan ditentukan kemudian," katanya.
Kinerja Jdidi pada laga semifinal Piala Afrika di Mbombela Stadium, Nelspruit, tersebut memang kontroversial setelah ia mengeluarkan beberapa keputusan yang sangat merugikan kubu Burkina Faso, yang akhirnya keluar sebagai pemenang lewat drama adu penalti.
Yang pertama adalah saat dia memberi penalti untuk Ghana di babak pertama menyusul insiden yang melibatkan Saidou Panandetiguiri dan Christian Atsu. Dalam tayangan ulang terlihat bahwa kontak fisik antara dua pemain itu masih bisa diperdebatkan.
Selanjutnya, Jdidi membuat dua keputusan kontroversial saat laga memasuki babak tambahan. Dia menganulir gol bersih Prejuce Nakoulma dan kemudian memberi kartu kuning kedua kepada Jonathan Pitroipa.
Jdidi mengganjar Pitroipa dengan kartu kuning kedua karena menganggap pemain itu melakukan diving di kotak penalti. Padahal, Pitroipa memang dilanggar oleh pemain Ghana. Akibat keputusan Jdidi itu, Pitroipa akan absen di final melawan Nigeria, Ahad (10/2) mendatang.